Malang (ANTARA) - Daratan bumi Jawa, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur sepanjang 1.000 kilometer menggelitik pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mencari tahu bagaimana struktur bumi di wilayah itu dengan melakukan penelitian dan survei yang membutuhkan waktu cukup lama, hampir satu tahun.

Tak tanggung-tanggung, Pertamina Hulu Energi yang ditunjuk Kementerian ESDM untuk melakukan penelitian dan survei lapisan struktur bawah permukaan bumi di sepanjang 1.000 kilometer wilayah Jawa itu mengusung 10 peralatan seberat puluhan ton, yakni mobil vibroseis yang bergetar pada saat "bekerja" di jalan-jalan utama maupun di sekitarnya (radius 300 meter sisi kiri kanan, depan dan belakang).

Penelitian yang baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia dengan mobil vibroseis ini tak pelak memunculkan pertanyaan dan kekhawatiran masyarakat yang dilalui kendaraan survei tersebut, karena getaran cukup kuat yang ditimbulkan pada saat mobil berbobot puluhan ton itu melakukan perekaman, meski hanya berdurasi antara 6 sampai 7 menit.

Kekhawatiran dan ketakutan masyarakat yang dilalui mobil vibroseis tersebut, dijawab Chief Technical Support Penelitian Kebumian 2D Vibroseis, Prabowo Cahyo bersama jajaran teknik Pertamina Hulu Energi dengan sosialisasi masif di setiap wilayah maupun warga di jalan-jalan utama dan sekitarnya bahwa keberadaan dan getaran yang ditimbulkan mobil pada saat melakukan perekaman tersebut, tidak berdampak besar terhadap hunian warga maupun lingkungan.

Kegiatan penelitian survei kebumian 2D Vibroseis Sub-Vulkanik di daratan Jawa, menurut Prabowo, merupakan salah satu kegiatan komitmen Pertamina dalam melaksanakan program pemerintah dengan tujuan utama untuk melihat area di bawah lapisan batu vulkanik di tiga provinsi tersebut.

Penelitian diawali di Ciamis Jabar pada Agustus 2021 dan akan berakhir di Pasuruan, Jawa Timur sekitar Juli 2022.

Untuk area Jatim, kegiatan penelitian ini berlangsung sejak akhir Januari dan diperkirakan rampung akhir Juli 2022. Penelitian dimulai dari Kabupaten Ngawi, Bojonegoro, Madiun Madiun, Ponorogo, Nganjuk, Jombang, Kediri, Tulungagung, Malang dan Pasuruan.

Survei ini tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang merupakan salah satu metode paling akurat dan umum digunakan untuk memeriksa kondisi bayi pada ibu hamil. Oleh karena itu USG survei kebumian ini juga merupakan metode untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi secara akurat dengan menggunakan mobil vibroseis sebagai sumber getar dan receiver sebagai penerima gelombang.

Meski menimbulkan getaran dan dirasakan masyarakat pada saat melintasnya mobil vibroseis ketika melakukan perekaman, getaran tersebut tidak membahayakan, sehingga masyarakat tak perlu khawatir dan dijamin tidak akan menimbulkan dampak untuk bangunan. Selain itu, getarannya juga disesuaikan dengan kondisi jalan di bawah  2,5 SR (skala richter) ketika melintas di pemukiman padat penduduk. Namun, saat melintas di sawah atau hutan getarannya berbeda.

Secara teknis proses perekaman data dapat menjangkau hingga radius 300 meter di sisi kanan dan sisi kiri jalan. Sementara untuk kedalaman bisa mencapai 2 ribu hingga 3 ribu meter.

Ketika melakukan proses perekaman di jalan, Pertamina Hulu Energi sebagai pelaksana di lapangan didampingi pengawalan Dinas Perhubungan dan tenaga medis. Faktor alam seperti hujan deras terkadang membuat prosesnya tidak bisa dilakukan secara maksimal. Arus lalu lintas yang padat juga menjadi salah satu kendala bagi armada, sehingga terpaksa menepi menunggu arus lalin tidak terlalu padat.

Survei Awal

Layaknya survei atau penelitian yang dilakukan lembaga, pemerintah, mahasiswa atau masyarakat, baik secara kelembagaan atau perorangan pasti bertujuan untuk mencari sesuatu yang selama ini belum diketahui.

Berbeda dengan pemeriksaan Ultrasonografi struktur permukaan bawah tanah sepanjang 1.000 kilometer yang dilakukan Pertamina Hulu Energi dan melintasi tiga provinsi di Jawa itu baru kegiatan awal dan pertama kali di Tanah Air, sehingga masih sebatas pada penelitian dan survei, belum menyentuh hal-hal spesifik, misalnya untuk mencari kandungan mineral di area yang diteliti.

Hasil survei dan penelitian yang dilakukan Kementerian ESDM dengan menunjuk Pertamina Hulu Energi itu nantinya diserahkan kepada negara. Oleh karena itu, penelitian dan survei yang menggunakan Mobil Vibroseis itu mendapatkan pengawasan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Yang pasti hasil perekaman dari survei ini akan kami serahkan kepada negara (pemerintah), apakah nanti ada tindak lanjutnya atau penelitian lebih lanjut dan berkaitan dengan kandungan mineral, kami masih belum tahu, karena survei ini benar-benar masih awal dan hanya untuk memperkaya data struktur permukaan bawah tanah di area (wilayah) vulkanik," kata technical support lainnya, Imam Sudrajad.

Meski baru penelitian dan survei awal dan hanya di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, waktu yang dibutuhkan cukup lama, yakni sekitar 250 hari kerja. Start survei pada Agustus 2021 dan diperkirakan tuntas Juli 2022.

Lamanya waktu yang dibutuhkan, karena setiap perekaman USG struktur tanah ini membutuhkan waktu sekitar 6-7 menit dalam setiap 40 meter, sehingga setiap tim yang disebar hanya menghasilkan perekaman di sepanjang dua kilometer setiap hari. Karena ada dua tim, maka perekaman setiap hari menghasilkan 4 kilometer.

Hanya saja, penelitian dan survei yang membutuhkan waktu cukup lama dan mungkin biaya yang tidak sedikit karena melibatkan sekitar 400 lebih pekerja itu masih belum jelas, mau dibawa kemana hasil penelitian ini, apakah ada penelitian lanjutan atau cukup berhenti di sini, karena penelitian Kebumian ini hanya untuk menambah khazanah pengetahuan (informasi) dan data kebumian di Jawa Timur dan wilayah lain yang menjadi lokus survei.

"Survei dan penelitian kali ini masih sangat awal dan pertama. Mudah-mudahan ke depan setelah ada rekapitulasi hasil survei awal ini ada sesuatu yang bisa ditindaklanjuti melalui penelitian berikutnya," ucap Reza, technical support Pertamina Hulu Energi lainnya.

Dengan adanya survei dan penelitian struktur bawah permukaan tanah di Bumi Jawa sepanjang 1.000 kilometer secara detail dan akurat ini, ke depan bisa memberikan petunjuk lanjutan terkait hasil penelitian dan memungkinkan untuk dilakukan penelitian lanjutan.

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022