Seoul (ANTARA News/AFP )- Para pejabat senior Korea Selatan (Korsel) dan China pada Selasa berembuk membicarakan usaha-usaha untuk menghidupkan kembali perundingan yang macet menyangkut penghentian program nuklir setelah kematian pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Il .

China adalah sekutu penting satu-satunya dan pemberi bantuan ekonomi dan dianggap sebagai salah satu dari beberapa negara yang dapat mempengaruhi kebijakan ke Korut yang memiliki senjata nuklir.

Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Park Buk-Hwan, menyebut bahwa perundingan direncanakan pada saat kondisi keamanan dipusatkan pada semenanjung Korea, sejak meninggalnya Kom Jong-Il".

Mempertahankan keamanan dan stabilitas di semenanjung itu adalah kepentinga Korsel maupun China, kata Park dalam pernyataan pembukaan sebelum perundingan di Seoul dengan sejawatnya dari China, Zhang Zhijun.

Masyarakat dunia sedang memperhatikan Korut setelah pemimpin Kim Jong-Il meninggal 17 Desember, dan putranya Kim Jong-Un diumumkan sebagai penggantinya.

Beijing memberikan dukungannya pada Kim Jong-Un dan berjanji akan membantu Korut untuk memelihara perdamaian dan stabilitas. Zhang tidak secara langsung menyebut Korut.

Tetapi, menurut pernyataan yang diterjemahkan, dia menyerukan komunikasi lebih erat dengan Seoul untuk menghadapi "dinamika kawasan Asia-Pasifik" yang kian "rumit dan serius".

Kedua negara sepakat bahwa perundingan enam negara menyangkut perlucutan senjata nuklir Korut harus segera dimulai kembali dan berikrar akan bekerja sama untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas, kata juru bicara kementerian luar negeri Seoul.

"Mereka sependapat bahwa usaha-usaha yang bertujuan untuk memulai kembali perundingan enam negara itu harus dihidupkan kembali dan perundingan itu harus segera dimulai," kata Cho Nyung-Jae kepada wartawan.

China memimpin forum enam negara itu yang melibatkan dua Korea, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang. Perundigan itu terhenti sejak Desember 2008 tetapi usaha-usaha untuk menghidupkannya kembali tampaknya membuat kemajuan sebelum Kim meninggal.

Laporan-laporan media mencatat, Pyongyang akan setuju menangguhkan program uraniumnya yang disengketakan itu dengan imbalan bantuan pangan dari Washington.

Cho juga mengatakan, utusan penting nuklir Seoul, Lim Sug-Nam akan mengunjungi Washington pekan ini untuk membicarakan usaha-usaha memulai kembali forum enam negara itu, setelah pertemuannya sendiri dengan para pejabat Beijing pekan lalu.
(Uu.H-RN/B002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011