Sleman (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan pemindahan Bandara Internasional Adisutjipto dari wilayah Kabupaten Sleman ke Kulon Progo tidak akan mempengaruhi tingkat hunian hotel.

"Pemindahan lokasi bandara tidak akan berdampak pada penurunan jumlah pengunjung hotel, karena wisatawan selalu cenderung memilih menginap di sekitar objek wisata. Tidak ada wisatawan atau turis akan tinggal di sekitar bandara," katanya di Sleman, Kamis.

Sultan mencontohkan seperti Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, peminat objek wisata sejarah purbakala itu tetap akan memilih tinggal di hotel-hotel sekitar Magelang.

"Jadi, mereka tidak menginap di sekitar bandara, tetapi di daerah terdekat dengan objek wisata," katanya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta Istidjab Danunagoro mengatakan pemindahan lokasi bandara tidak berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan, terutama di hotel-hotel berbintang di Sleman.

"Selama ini wisatawan cenderung menginap di hotel-hotel ring satu fokus wisata, seperti kawasan Jalan Malioboro. Hotel di Sleman hanya kebagian tamu saat hotel di ring satu penuh," katanya.

Menurut dia, para tamu itu yang memenuhi hotel berbintang di Sleman pada setiap masa liburan.

"Memang kami akan kehilangan promosi andalan, yakni lima menit sampai bandara jika dari hotel," katanya.

Ia mengatakan dengan pemindahan bandara, maka para wisatawan juga harus menempuh jarak lebih lama untuk menuju pusat objek wisata.

"Kami mendorong pemerintah membangun infrastruktur pendukung sebelum memindahkan Bandara Adisutjipto, seperti jalan tol Yogyakarta - Kulon Progo. Tidak cukup hanya `ring road` atau jalan arteri saja," katanya.

Istidjab mencontohkan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang menggantikan Bandara Kemayoran di Jakarta Pusat. "Saat diresmikan, jalan tol yang menjadi akses wisatawan dari bandara menuju pusat kota sudah siap," katanya.

(U.V001/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011