Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) tidak akan menghentikan penyelidikan kasus pembakaran rumah ibadah terkait konflik bernuansa agama di Sampang, Madura, Kamis (29/12).

"Upaya hukum tetap jalan terus, tapi polisi akan memprioritaskan pendekatan persuasif dan dialog Sunni-Syiah di sana," kata Kepala Bidang Hubungan Masyatakat Polda Jatim, Kombes Pol Rachmat Mulyana, kepada ANTARA News di Surabaya, Jumat.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi konflik yang menyebabkan 225 orang lebih dari kelompok Syiah dievakuasi. Konflik Sunni-Syiah di Sampang itu sudah terjadi sejak tahun 2006, namun puncaknya terjadi pada Kamis (29/12).

Menurut dia, situasi Kamtibmas di lokasi kejadian yang berjarak 20 kilometer dari Kota Sampang saat ini sudah kondusif, namun sejumlah anggota kepolisian dari Pamekasan dan Polda Jatim sudah digeser ke Sampang.

Untuk bawah kendali operasi (BKO), di Sampang sudah ada 32 personel kepolisian dari Pamekasan, 60 personel Sabhara Polda Jatim, dan 170 personel Brimob Polda Jatim. Mereka melakukan BKO sejak Kamis (29/12), ujarnya.

Saat ditanya tentang upaya hukum yang sudah dilakukan, ia menjelaskan, Polres Sampang sudah menayangkan orang-orang yang melakukan pembakaran rumah ibadah itu di hadapan para tokoh masyarakat dan ulama setempat.

"Kami juga tidak akan memeriksa mereka begitu saja, tapi kami tetap akan meminta bantuan para tokoh dan ulama di sana guna membantu penyelidikan yang kami lakukan, termasuk untuk memeriksa para pelaku pembakaran," ujarnya.

Namun, katanya, pihaknya juga meminta para tokoh dan ulama di sana untuk "cooling down" guna menahan diri, sehingga dialog antara tokoh Sunni dan Syiah akan dapat diupayakan.

"Kami akan meminta dukungan para ulama untuk mendialogkan akar masalah kasus itu, sekaligus meminta masing-masing pihak untuk tidak egois dan merasa menang sendiri," tukasnya.

Bahkan, katanya, musyawarah pimpinan daerah (Muspida) setempat bersama para tokoh Sunni menggelar dialog di pendopo kabupaten untuk mendinginkan suasana dan meredam konflik di tingkat "akar rumput".
(T.E011/C004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011