Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan sehingga warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.

“Angin kencang, hujan lebat ini hampir merata di seluruh Aceh. Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I BMKG Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Minggu.

Zakaria menjelaskan saat ini Aceh sudah memasuki musim kemarau, namun cuaca buruk ini lazim terjadi di tengah musim kemarau ini karena beberapa faktor.

Baca juga: Sejumlah fasilitas dan rumah di Aceh rusak akibat angin kencang

Beberapa faktor itu, kata dia, mulai dari adanya tekanan rendah di Selat Benggal, adanya anomali suhu muka laut di Selat Malaka, laut Andaman, hingga Samudera Indonesia bagian Barat Sumatera, serta adanya pergerakan massa udara rossby ekuatorial yang dapat membawa uap air lebih banyak ke Aceh.

Apalagi, kata Zakaria, Aceh juga sudah memasuki musim angin barat. Biasanya khusus Aceh, kecepatan angin pada musim angin barat ini lebih kencang dibandingkan musim angin timur.

Oleh karena itu, lanjut dia, ketika beberapa penyebab ini terjadi secara sekaligus akan menyebabkan pertumbuhan awan konvektif, awan cumulonimbus sehingga dapat menyebabkan hujan sporadis yaitu hujan lebat namun durasi singkat, disertai angin kencang.

Baca juga: Cuaca buruk sebabkan penyeberangan Banda Aceh-Sabang dihentikan

"Angin kencang dan hujan deras ini hampir merata di seluruh Aceh karena ada pengaruh di Selat Malaka, Samudera bagian Barat Sumatera juga ada, perairan laut Andaman juga ada, sehingga ini berpotensi hampir sekeliling Aceh," katanya.

Oleh sebab itu, BMKG meminta warga untuk waspada musibah yang disebabkan oleh angin kencang seperti pohon tumbang yang menimpa warga maupun rumah serta angin kencang yang langsung menerpa rumah warga sehingga terjadi kerusakan.

“Dalam cuaca ekstrem seperti ini kecepatan angin bisa mencapai 100 kilometer per jam, paling rendah 10-20 kilometer per jam,” katanya.

Baca juga: Masuk kemarau, BPBA: Empat unit rumah warga di Aceh Tengah terbakar

Selain itu, pihaknya juga meminta warga waspada gelombang laut tinggi, baik oleh para nelayan juga penyedia jasa penyeberangan guna menjaga keselamatan bersama.

Menurut dia, tinggi gelombang laut di wilayah Samudera Hindia Barat Aceh bisa mencapai 6 meter, pesisir Utara Sabang, Selat Malaka bagian Utara dan pesisir Barat Aceh bisa mencapai 1,25 - 4 meter.

Namun untuk daerah penyeberangan, kata dia, BMKG memperkirakan tinggi gelombang mulai 0,50 - 2,5 meter, baik penyeberangan Banda Aceh-Sabang maupun di Meulaboh-Sirmeulue, dan ini sudah dalam kategori tinggi.

Kemudian potensi yang sama juga untuk perairan Utara Timur Aceh, mulai dari Pidie hingga Aceh Tamiang.

"Kami mengimbau nelayan tidak melaut dulu dalam tiga hari ini terutama untuk Barat Selatan Aceh, wilayah pesisir utara Sabang dan Selat Malaka bagian Utara. Kalau juga harus melaut maka jangan terlalu ke tengah guna menghindari cuaca buruk," katanya.

Baca juga: BPBD masih padamkan kebakaran lahan gambut di Nagan Raya Aceh

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022