Brebes (ANTARA News) - Bencana banjir yang melanda belasan desa di empat kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin siang mulai surut setelah dalam tiga hari terakhir ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, Supriono, saat dihubungi di Brebes Senin mengatakan, ketinggian air banjir di 18 desa sekarang surut menjadi hanya 50 cm.

"Genangan air yang merendam puluhan ribu rumah warga di 18 desa, sebagian besar mulai surut. Hanya saja masih ada empat desa yang perlu diwaspadai, yaitu Kecipir, Tanjung, Losari, dan Lemah Abang karena air masih mencapai sekitar 70 sentimeter," katanya.

Menurut dia, banjir yang masih melanda di empat desa Kecamatan Losari dan Tanjung tersebut karena berada di dekat pantai sehingga air rob meluber ke permukiman penduduk setempat.

"Namun, banjir yang masih menggenangi empat desa tersebut diperkirakan akan terus menyusut lagi setelah pada Senin siang ini tidak terjadi hujan. Ada pun, ketinggian air pada belasan desa lainnnya masih mencapai sekitar 50 centimeter," katanya.

Ia mengatakan selain menggenangi ribuan rumah penduduk, banjir yang melanda di Kabupaten Brebes juga mengakibatkan kondisi jalan pantai utara setempat tergenang air sehingga arus lalu lintas kendaraan tersendat.

"Saat ini, arus lalu lintas kendaraan yang semula menggunakan dua jalur kini diarahkan satu jalur karena jalur lain ditutup karena genangan air masih mencapai sekitar setengah meter," katanya.

Ia mengatakan banjir di Brebes ini diakibatkan curah hujan tinggi yang terus mengguyur daerah setempat dan bendungan Sungai Ciapit Desa Kramat Sampang meluap.

"Meski air terus menyusut, kami mengimbau warga tetap waspada karena curah hujan diperkirakan masih tinggi," katanya.

Akibat bencana banjir tersebut, Pemkab Brebes dan SAR Jawa Tengah telah memberikan bantuan logistik, membuka dapur umum, dan menyiapkan perahu karet untuk mengevakuasi para korban banjir.

"Perahu karet ini telah digunakan mengevakuasi korban banjir di Desa Kersana, Tanjung, dan belasan desa lainnya karena semula genangan air cukup tinggi," katanya.

Ia mengatakan kerugian materi akibat bencana banjir diperkirakan mencapai Rp18,8 miliar, 7.858 rumah rusak, 800 hektare tambak dan 400 hektare lahan tanaman bawang merah terendam air.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012