"Saya instruksikan Wapres untuk berbicara dengan menteri terkait. Cari solusi terbaik dan laporkan kepada saya sehingga terang benderang," kata Presiden Yudhoyono.
Yangon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar solusi kasus pengelolaan ladang minyak Blok Cepu yang direbutkan oleh Pertamina dan Exxon Mobil harus dasar pertimbangan rasional dan lebih banyak mempertimbangkan perhitungan ekonomis yang memberikan keuntugan bagi negara dan rakyat. "Saya instruksikan Wapres untuk berbicara dengan menteri terkait. Cari solusi terbaik dan laporkan kepada saya sehingga terang benderang," kata Presiden kepada wartawan di Myanmar, Kamis. Presiden mengadakan kunjugan ke Brunei Darussalam, Kamboja, dan Myanmar 27 Februari-2 Maret 2006. Presiden berada di Myanmar pada 1-2 Maret 2006. Presiden mengatakan, Blok Cepu merupakan salah satu ladang minyak yang diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak Indonesia. Blok tersebut diperkirakan akan dapat memproduksi minyak 150.000 barel per hari. Presiden mengatakan, pembicaraan blok Cepu sudah lama dilakukan, yakni sejak jaman Presiden Megawati Soekarnoputri bahkan sebelumnya. Pada saat Presiden Megawati, katanya, sebenarnya sudah ada titik temu pengeolaan blok tersebut yang menguntungkan Indonesia, tapi belum ada kesepakatan final antara pihak yang ingin menjadi operator di blok tersebut. Presiden mengatakan, pada saat dirinya memimpin pemerintahan, ia melanjutkan perundingan dan ternyata hasilnya lebih menguntungkan Indonesia. "Tidak benar Indonesia pada pihak yang dirugikan, atau pada pihak yang kalah," kata Presiden. Setelah itu, katanya, permasalahannya adalah siapa yang akan mengoperasikan ladang tersebut apakah Pertamina atau Exxon Mobil. Perundingan tersebut, katanya, memakan waktu berbulan-bulan. Oleh sebab itu, Presiden mengusulkan adanya operasi bersama. "Oleh karena itu saya katakan kenapa tidak operasi bersama," katanya. Saat ini, kata Presiden, bentuk operasi bersama tersebut ada beberapa versi. Namun yang terpenting adalah harus ada solusi kasus blok Cepu tersebut. Ia mengatakan, negara akan rugi jika ada potensi produksi minyak 150.000 barel per hari yang tidak dapat dimanfaatkan. Produksi tersebut bisa meningkatkan penghasilan APBN serta untuk rakyat. Presiden tidak ingin pengelolaan blok tersebut terhambat karena beda pendapat segelintir orang. Yang terpenting, katanya, harus menguntungkan bangsa dan negara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006