Jakarta (ANTARA) - SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd terus menjaga kinerja produksi Blok Banyu Urip, Jawa Timur, di mana hingga Juni 2023 menjadi salah satu kontributor terbesar produksi minyak secara nasional.

Produksi minyak KKKS ExxonMobil Cepu Ltd saat ini sekitar 164 ribu barel minyak per hari (BOPD) atau sebesar 114 persen dari target APBN 2023.

Untuk menjaga produksi lapangan Banyu Urip tetap optimal, ExxonMobil Cepu Ltd menandatangani kontrak pengadaan rig pengeboran Banyu Urip Infill Clastic dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) di Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jakarta, Kamis.

"Penandatanganan kontrak pengadaan rig untuk pengeboran Banyu Urip Infill Clastic yang kita saksikan hari ini adalah representasi dari kesuksesan kolaborasi antara EMCL, PHE, dan PDSI untuk mempercepat pendapatan rig sehingga jadwal pemboran dapat dimajukan dari yang semula September 2024 menjadi Februari 2024," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam arahannya saat acara tersebut sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Penandatanganan dilakukan oleh Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia Muhammad Nurdin dan Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto disaksikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall, dan jajaran terkait lainnya.

"Pemboran yang akan dilaksanakan ini merupakan eksekusi dari proyek yang mendapat insentif dari pemerintah dan diestimasikan akan memproduksikan cadangan lebih dari 42 juta barel serta membuktikan cadangan reservoir clastics. Saya menyampaikan apresiasi tinggi kepada KKKS Wilayah Kerja Cepu, terutama operator ExxonMobil Cepu Limited yang telah bekerja keras sehingga kesepakatan hari ini dapat ditandatangani," lanjut Dwi.

Ia mengharapkan agar performa kerja yang baik dapat terus dilanjutkan saat eksekusi pengeboran Banyu Urip Infill Clastic direalisasikan karena merupakan pekerjaan yang sangat strategis sebagai salah satu program kerja untuk menahan decline rate produksi di Banyu Urip.

"Kita ketahui bersama bahwa Lapangan Banyu Urip merupakan salah satu kontributor terbesar produksi minyak nasional saat ini. Untuk itu, eksekusi program pengeboran ini diharapkan dapat dilakukan secara tepat waktu dan efisien karena dinamika dari Banyu Urip sangat mempengaruhi produksi nasional," ujarnya.

Lebih lanjut, ia meminta agar tidak ada penundaan dari kegiatan tersebut sehingga tidak ada bottleneck dalam implementasi pengeboran Banyu Urip Infill Clastic.

Ia memastikan fungsi-fungsi terkait dari SKK Migas akan siap membantu mengatasi kendala yang ada. Selain itu, koordinasi yang sudah terjalin tetap dijaga dalam pelaksanaan proyek.

"Keberhasilan pengeboran Banyu Urip Infill Clastic tidak akan terlepas dari peran dan kontribusi PDSI. Kami menyambut baik keterlibatan PDSI yang merupakan perusahaan nasional dan mengharapkan PDSI melakukan investasi terus dalam pengadaan rig untuk mendukung penyelesaian proyek pemboran yang lain karena hulu migas memiliki program pemboran yang masif untuk mendukung tercapainya target nasional yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) gas di tahun 2030," ujar Dwi.

Pada kesempatan yang sama, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall mengharapkan dapat melanjutkan kesuksesan kampanye pengeboran Banyu Urip Infill Clastics dan berkontribusi lebih aktif untuk mendukung target produksi nasional, dengan aman, tepat waktu, dan efisien.

Baca juga: SKK Migas: Eksplorasi laut dalam jadi fokus penemuan cadangan
Baca juga: SKK Migas-Eni North Ganal lakukan tajak sumur eksplorasi Geng North-1
Baca juga: BPMA dan PGE temukan cadangan gas baru di wilayah Arun Aceh Utara

 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023