Denpasar (ANTARA News) - Ribuan warga Bali yang datang dari berbagai elemen menggelar aksi unjukrasa dengan cara menggelar spanduk, orasi, meneriakan yel-yel dan sejumlah aksi yang intinya menolak Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP), di depan Kantor Gubernur, Renon, Denpasar, Jumat. Aksi demonstrasi dengan membentangkan dan menempelkan puluhan spanduk dan poster berisi anti RUU APP dimulai sekitar pukul 07.0 Wita, di mana massa kian banyak menyemut di Lapangan Renon. "Kita akan melakukan aksi demo secara damai dan indah tanpa ada bentuk kekerasan," kata Pinisepuh Perguruan Kebatinan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta. Kegiatan aksi unjukrasa waktunya bertepatan dengan kedatangan kunjungan Pansus RUU APP ke Provinsi Bali untuk bertemu dengan tokoh masyarakat dan gubernur Bali membahas RUU itu yang mendapat tentangan keras dan luas dari insan Bali. Aksi penentangan RUU tersebut, katanya, sudah dimulai dimana sejumlah gadis belia yang tergabung dalam "cheer leader" menyambut Pansus di Bandara Ngurah Rai. Selanjutnya kedatangan Pansus RUU APP yang akan masuk kantor gubernur disambut dengan sejumlah gadis pesenam yang menjadi pagar ayu. Sejumlah warga baik tua dan muda tampak terus menerus meneriakkan yel-yel tolak RUU APP, karena kehadirannya bisa merugikan elemen pariwisata di Bali. Dengan menggunakan alat pengeras suara atau berteriak keras-keras sejumlah pemuda maupun pemudi tampak sangat lantang meneriakkan penolakan RUU APP. Sekalipun kegiatan demonstrasi berjalan cukup lancar, puluhan polisi tampak ikut mengawasi dan mengawal para demonstran yang beberapa di antaranya melakukan aksi jalan-jalan. Menurut Ngurah Harta, dalam aksi penolakan RUU APP juga akan diadakan penolakan dengan ekspresi seni dan theater, seperti menggelar aksi musik, tari-tarian, serta mempertontonkan sejumlah wanita yang menggunakan pakaian agak minim. Cuaca mendung yang sesekali di warnai hujan gerimis tidak menyurutkan aksi demo penolakan RUU APP oleh para demonstran yang umumnya dilakukan oleh pemuda dan pemudi. (*)

Copyright © ANTARA 2006