Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima vaksin dosis ketiga atau penguat mencapai 45,93 juta jiwa hingga Rabu pukul 12.00 WIB.
 
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Rabu, jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 mencapai 45.934.944 orang.
 
Dengan demikian, tercatat suntikan dosis penguat vaksin COVID-19 sudah diberikan pada 22,06 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.
 
Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 86.435 orang menjadi 167.507.245 orang.

Baca juga: Presiden minta pelaksanaan vaksinasi COVID-19 penguat digiatkan
 
Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 60.417 orang, sehingga jumlah keseluruhan mencapai 200.327.825 orang.
 
Pemerintah berencana memvaksinasi sebanyak 208.265.720 juta orang.
 
Dengan demikian, tercatat suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 sudah diberikan pada 96,19 persen dari total 208.265.720 warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.
 
Sementara warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi dosis kedua mencapai 80,43 persen dari total sasaran.

Baca juga: Presiden dorong masyarakat segera peroleh vaksin penguat
 
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo minta pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis penguat digiatkan agar cakupannya bisa cepat ditingkatkan.
 
Menkes mengemukakan bahwa menurut hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada Maret 2022 pemberian vaksinasi COVID-19 dosis penguat efektif meningkatkan kekebalan tubuh.
 
"Booster itu meningkatkan kekebalan atau kekuatan antibodi atau kadar antibodinya itu berlipat-lipat sehingga akan sangat melindungi (tubuh dari serangan virus penyebab penyakit)," katanya.

Baca juga: Epidemiolog: Pemberian vaksin dosis ketiga untuk keluar dari pandemi
 
Selain itu, Menkes mengatakan bahwa pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19 harus digiatkan agar pasokan vaksin bisa segera didistribusikan, tidak sampai menumpuk di tempat penyimpanan dan berisiko kedaluwarsa sebelum digunakan.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022