Kami memiliki misi khusus untuk waktu yang bisa diperpanjang di mana banyak hal bisa dicapai, tetapi sekarang kita perlu mengevaluasi situasi.
Kairo (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Pemimpin Liga Arab Nabil el-Arabi, Rabu menolak seruan untuk menarik pengamat dari Suriah, dan mengatakan misi akan dilanjutkan sejalan dengan protokol yang ditandatangani.

Liga Arab akan menilai situasi dengan meninjau laporan oleh kepala misi pengamat, Sudan Mohamed Ahmed el-Dabi, kata sekretaris jenderal Liga Arab dalam sebuah pernyataan.

"Kami memiliki misi khusus untuk waktu yang bisa diperpanjang di mana banyak hal bisa dicapai, tetapi sekarang kita perlu mengevaluasi situasi," katanya.

Dabi diharapkan untuk kembali ke ibu kota Mesir Kairo akhir pekan ini untuk menyampaikan laporan kepada pertemuan para menteri Liga Arab tentang situasi di Suriah. Parlemen Arab, suatu badan penasehat untuk Liga Arab, pada Ahad mendesak segera menghentikan misi pengamat karena berlanjutnya kekerasan di Suriah.

Para menteri Komite Arab, yang mengikuti krisis Suriah, akan mengadakan pertemuan pada hari Ahad di Kairo.
Pertemuan itu awalnya dijadwalkan pada Sabtu, tapi Rabu Liga Arab memutuskan untuk menunda sampai Minggu untuk memungkinkan partisipasi yang lebih besar, kata Kantor Berita resmi Mesir MENA.

Komite menteri termasuk delegasi dari Qatar, Mesir, Sudan, Aljazair dan Oman, di samping Arabi.

Suriah menandatangani protokol pengamat Liga Arab pada 19 Desember, 2011 di Kairo setelah Liga mengancam untuk menyerahkan masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.

Sejauh ini, Liga Arab telah mengirimkan sekitar 70 pengamat ke Suriah. Tim pengamat terdahuku, dipimpin oleh Samir Saif al-Yazal, asisten Arabi, kembali ke Kairo pada Ahad setelah kunjungan sepuluh hari ke Damaskus.

Arabi mengatakan pada Senin bahwa militer Suriah telah ditarik kembali dari daerah permukiman dan berada di pinggiran kota-kota di negara itu, dan menyerukan Suriah untuk menarik semua penembak jitu di kota-kota dan segera menghentikan semua penembakan.

Pemerintah Suriah mengatakan total 2.000 tentara dan personel keamanan tewas selama kerusuhan sembilan bulan. Namun, PBB mengatakan lebih dari 5.000 Suriah telah tewas dalam kerusuhan itu.

(H-AK/S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012