Buku yang diluncurkan itu menggenapkan diperkenalkannya karya sastra tentang perjalanan musik Bali non-tradisi yang sudah diluncurkan secara terbatas
Denpasar (ANTARA News) - Komunitas Kreatif Bali atau Bali Creative Community (BCC) berencana menggelar pesta peluncuran buku berjudul "Blantika Linimasa", yang diselenggarakan di Serambi Arts Antida, Sabtu (7/1).

"Buku yang diluncurkan itu menggenapkan diperkenalkannya karya sastra tentang perjalanan musik Bali non-tradisi yang sudah diluncurkan secara terbatas," kata Rudolf Dethu, penulis buku tersebut di Denpasar, Kamis.

Rudolf mengatakan, buku tersebut berisi catatan perjalanan musik non tradisional di Pulau Dewata sejak kehadirannya sampai sekarang.

"Kami menggagas penerbitan buku ini melakukan nomenklatur bagi musik populer menjadi dua, yakni `BaliBali` dan `Balinesia`," ujar Rudolf.

Ia menambahkan, tata penamaan itu lebih memudahkan untuk pemetaan, dengan pengategorian dasar pada bahasa lirik, bukan genre.

"BaliBali" untuk musisi yang berlagu dalam bahasa Bali, dan "Balinesia" untuk mereka yang berlirik dalam bahasa Indonesia atau Inggris.

Nomenklatur lintas genre tersebut menarik karena mungkin hanya terjadi di Pulau Dewata, banyak musisi menggunakan bahasa lokal untuk musik yang tidak tradisional, seperti band punk rock atau reggae.

"Ini bukan sekadar bahasa, karena musisi berbahasa lokal bisa punya sejarah luar biasa, seperti Lolot yang penjualan albumnya pernah mencatat 70.000 kopi. Angka yang bahkan sulit dicapai oleh musisi nasional saat ini. Yah, Bali memang punya banyak anomali," katanya.

Rudolf mengatakan, selain tata penamaannya yang menarik, kehadiran buku tersebut sudah sangat menarik karena mungkin ini buku pertama di Indonesia yang mendokumentasi skena musik lokal daerah.

Buku tersebut dikerjakan oleh dua wartawan, bukan dari skena musik, Anton Muhajir dan Alfred Pasifico. Penulis ketiga Gede Robi Supriyanto, vokalis Navicula, memberi bobot lebih terutama tentang bagaimana dia mengenal lagu pop Bali ketika tinggal di luar Bali (Palu) sampai menjadi pelaku aktif musik.

"Kami berharap buku ini akan melahirkan pencatatan yang lebih komprehensif, serta mengundang upaya serupa di daerah lain," ujarnya.

Pesta peluncuran buku juga akan diisi diskusi dengan moderator Soleh Solihun, wartawan Rolling Stone Indonesia. Akan ada pula pemutaran film karya Ridwan Rudianto, yaitu "Berdiri Lagi dan Menolak Mati" yang menceritakan tentang buku dan perjalanan musik Bali.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012