Mamuju (ANTARA News) - Pembangunan pelabuhan Belang Belang di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, diusulkan masuk dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Pelabuhan Belang Belang Mamuju dirancang menjadi pelabuhan Internasional karena posisinya yang strategis karena berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)," kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, di Mamuju, Sabtu.

Menurut Gubernur, pelabuhan Belang Belang tersebut posisinya juga sangat starategis karena pelabuhan yang berhadapan dengan selat Makassar dan berada di tengah pulau Sulawesi itu juga dapat menjadi pintu masuk perdagangan barang di kawasan Indonesia Timur.

Menurut Gubernur, pelabuhan tersebut juga akan dapat menjadi pusat pengangkut hasil komoditi sumber kekayaan alam di Sulawesi dalam rangka memaksimalkan perdagangan barang dalam bentuk ekspor impor untuk memacu pembangunan daerah.

Oleh karena itu, lanjutnya, butuh dibangun pelabuhan kontainer (peti kemas) di pelabuhan Belang Belang Mamuju, agar nantinya dapat digunakan maksimal melakukan perdagangan ekspor impor barang yang ada di Sulawesi.

Sehingga, Gubernur mengusulkan, agar pembangunan pelabuhan peti kemas di Pelabuhan Belang Belang Mamuju dapat dimasukkan dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang digagas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Karena, lanjut Gubernur, apabila pelabuhan peti kemas tersebut dimasukkan dalam MP3EI maka pembangunan pelabuhan tersebut akan mudah dilaksanakan dengan mengandalkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat.

"Kalau Pelabuhan Belang Belang Mamuju memiliki fasilitas peti kemas maka dipastikan akan dapat menumbuhkan ekonomi Sulbar dari sektor perdagangan ekspor impor barang, yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Sehingga, lanjutnya, sangat wajarlah jika pemerintah pusat memasukkan pembangunan pelabuhan Belang Belang Mamuju dalam program MP3EI. (MFH/F003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012