Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menyetor pajak pada periode Januari-November 2011 sebesar Rp50,9 triliun atau naik 11 persen dibandingkan 2010 sebesar Rp45,8 triliun.

Juru Bicara Pertamina M Harun di Jakarta Minggu mengatakan, setoran pajak tersebut masih akan bertambah setelah memasukkan perhitungan bulan Desember 2011.

"Setoran tersebut diharapkan terus bertambah seiring dengan target peningkatan kinerja dan keuntungan perusahaan," katanya.

Menurut dia, setoran Rp50,9 triliun tersebut terdiri dari pajak pertambahan nilai (PPN) Rp33 triliun, pajak daerah Rp9,7 triliun, pajak penghasilan (PPh) dibayar dimuka Rp5,1 triliun, PPh potong pungut Rp2,3 triliun dan custom Rp800 miliar.

Harun juga mengatakan, setoran pajak periode Januari-November 2011 itu 2,5 kali lebih besar dari perkiraan keuntungan Pertamina 2011 Rp20,7 triliun.

Sementara, kalau dihitung selama enam tahun terakhir, setoran pajak Pertamina sudah sebesar Rp265 triliun.

Perinciannya, 2006 Rp36,1 triliun, 2007 Rp38,5 triliun, 2008 Rp50,7 triliun, 2009 Rp42,6 triliun, 2010 Rp45,8 triliun, dan 2011 sampai November Rp50,9 triliun.

Setoran pajak itu terdiri dari pajak penghasilan (PPh) potong pungut yang meliputi PPh 21,22,23, 15, 4 (2) Final dan 26, PPh dibayar dimuka yaitu pajak yang dipotong oleh pihak lain (PPh 22 Impor dan PPh 23), PPh Pasal 25, dan PPN.

Ditambah setoran custom, serta pajak dan retribusi daerah.

Pada periode Januari 2006 hingga November 2011, Pertamina menyetor PPh potong pungut mencapai Rp11,7 triliun, PPh dibayar dimuka Rp33,6 triliun, PPN Rp173,8 triliun, custom Rp5,1 triliun, serta pajak dan retribusi daerah yang terdiri dari PBB, BPHTB, pajak kendaraan bermotor, bea balik nama, retribusi pemakaian air, pajak penerangan jalan, pajak reklame dan pajak daerah lainnya mencapai Rp41,5 triliun.

Sedangkan, laba bersih yang dibukukan Pertamina dalam periode yang sama mencapai sekitar Rp111 triliun atau rata-rata Rp18,6 triliun per tahun.

Rincian laba bersihnya adalah 2006 Rp21,2 triliun, 2007 Rp16,9 triliun, 2008 Rp19,6 triliun, 2009 Rp16,2 triliun, 2010 Rp16,8 triliun, dan 2011 Rp20,7 triliun.

(K007/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012