petugas lapangan terus melakukan pemantauan
Sumenep (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Sumenep, Jawa Timur, menemukan sebanyak 17 ekor sapi mengalami sakit dan bergejala seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), yakni mulut berliur, nafsu makan menurun dan kuku sapi luka-luka.

Menurut Kepala DKPP Pemkab Sumenep Arif Firmanto di Sumenep, Minggu, ke-17 ekor sapi sakit dan bergejala seperti terserang wabah PMK itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan hewan yang dilakukan oleh petugas lapangan.

"Itu tersebar di tiga kecamatan," kata Arif.

Perinciannya, di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, sebanyak delapan ekor, lalu di Desa Bilapora Rebba, Kecamatan Lenteng sebanyak lima ekor dan di Desa Ketawang Karai, Kecamatan Ganding ditemukan sebanyak empat ekor sapi sakit bergejala seperti PMK.

Baca juga: 33 ekor sapi di Riau diserang penyakit mulut dan kuku
Baca juga: Bulog pastikan daging kerbau impor bebas PMK

Menurut Arif, saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan sapi sakit bergejala seperti terserang wabah PMK itu.

"Tingkat kematian hewan ternak yang terserang wabah PMK memang rendah, akan tetapi kami meminta agar petugas lapangan terus melakukan pemantauan, dan memberikan obat," katanya.

Sebelumnya, petugas DKPP Pemkab Sumenep juga menemukan sebanyak 28 ekor sapi sakit di Kecamatan Saronggi dan juga bergejala seperti PMK.

Baca juga: Hewan ternak terjangkit PMK di Kabupaten Solok tambah jadi 92 kasus
Baca juga: Guru Besar IPB sebut tingkat kematian ternak akibat PMK rendah

Sementara, terkait penanganan jenis penyakit ini, Pemkab Sumenep juga bekerja sama dengan pihak terkait baik Polres dan Kodim 0827 Sumenep.

Kedua institusi ini membantu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang gejala klinis sapi terserang PMK, sehingga peternak bisa melakukan pencegahan dini dengan cara melaporkan langsung kepada petugas kesehatan hewan.

Jenis kegiatan lainnya dengan membentuk pos pengaduan, posko penanganan, pos pantau penyekatan lalu lintas ternak serta melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada peternak dan pemasangan spanduk di pasar ternak.

"Kami juga mengagendakan untuk mengadakan pertemuan dengan peternak atau pedagang ternak, sehingga mereka memiliki wawasan tentang jenis penyakit ini, dan cara mencegah penularan," kata Kepala DKPP Pemkab Sumenep Arif Firmanto.

Baca juga: Pemkot Jaksel periksa seluruh penampungan hewan kurban antisipasi PMK

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022