Di Jombang ini adalah pengembangan TPA yang terakhir tengah diselesaikan lewat program Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM)
Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian PUPR bekerja sama dengan pemerintah Jerman mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pengelolaan sampah yang menggunakan sistem sanitary landfill sehingga mampu meminimalisir dampak pencemaran air, tanah, maupun udara.

Salah satu lokasi pengembangan sistem sanitary landfill itu adalah TPA Banjardowo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dengan kebutuhan anggaran Rp185 miliar, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Kementerian PUPR di Jakarta, Senin.

“Di Jombang ini adalah pengembangan TPA yang terakhir tengah diselesaikan lewat program Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM),” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.

Program ERIC-SWM ditujukan untuk memberikan kontribusi dalam pelaksanaan strategi perubahan iklim di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan melalui investasi fasilitas pengolahan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan dan higienis. Terdapat empat kota/kabupaten yang menjadi percontohan dalam program ERIC-SWIM yakni Kota Jambi Provinsi Jambi, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Jombang di Provinsi Jawa Timur.

"Program ERIC-SWM dimaksudkan untuk memberikan kontribusi dalam pelaksanaan strategi perubahan iklim di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan melalui investasi fasilitas pengolahan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan dan higienis," ujar Diana.

Dalam kerja sama itu, Kementerian PUPR berkontribusi dalam penyusunan desain TPA sampah dan fasilitas pendukungnya, pekerjaan konstruksi TPA sampah dan fasilitas pendukungnya, serta pengadaan alat berat pendukung. Konstruksinya dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya Persero.

Diana mengatakan penyelesaian pengembangan TPA Banjardowo Jombang, ditargetkan dapat selesai di pertengahan Juli 2022 dan langsung dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Jombang untuk pengelolaan sampah.

Berdasarkan data, progres fisik pengembangan TPA tersebut sudah 94,99 persen.

“Segera dilakukan pelatihan kepada petugas dari Pemda Jombang untuk mengoperasikan TPA ini, karena banyak sekali alat-alat pengolahan sampah yang harus bisa dioperasikan oleh Pemda,” ujarnya.

Pengembangan sistem sanitary landfill TPA Banjardowo dikerjakan sejak Juni 2020 dengan anggaran Rp 185 miliar. TPA ini memiliki kapasitas 110 ton per hari untuk melayani sampah rumah tangga penduduk Kota Jombang sebanyak 895.000 jiwa.

“Dengan kapasitas tersebut sudah cukup memadai untuk mengelola hasilan sampah di Jombang yang berdasarkan data sebesar 120 ton per hari,” ujarnya.

Menurut Diana, keistimewaan dari pengembangan TPA melalui program ERIC-SWM ini adalah sampah yang masuk ke TPA akan dipilah berdasarkan jenisnya untuk kemudian diolah ulang (recycle).

“Sampah yang masuk dipilah, untuk sampah plastik akan diolah ulang menjadi briket dan sebagainya, sementara sampah lainnya diolah untuk menjadi produk seperti humus yang dikenal sebagai kompos. Jadi ini pengolahan sampah terpadu, air lindi juga diolah sehinggga buangan airnya tidak mencemari kondisi air,” katanya.

Adapun sebelumnya, TPA Banjardowo menggunakan sistem penimbunan sampah terbuka (open dumping).

Baca juga: Kadin ajak pebisnis Jerman intensifkan kerja sama transisi energi

Baca juga: Jerman ingin jalin kerja sama suplai batu bara dari Indonesia


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022