Tokyo (ANTARA News) - Tiga penghargaan yang dianugerahkan FIFA kepada Jepang telah membangkitkan gairah mereka untuk merebut gelar juara Piala Dunia putri yang kedua dan, menurut ketua asosiasi sepak bola mereka (JFA) , telah membesarkan hati Jepang serta negara-negara Asia lainnya.

Homare Sawa (33), yang menjadi pemain kunci saat timnas Jepang menjuarai Piala Dunia putri pada Juli, mengatakan pada Rabu setelah ia pulang ke Jepang dengan gelar pemain terbaik putri 2011, bahwa dirinya kaget dengan penghargaan tersebut.

"Pikiran saya kosong ketika namaku disebut. Kini, (perasaan kaget) itu perlahan-lahan mulai hilang. Saya ingin bekerja keras dan hidup (beradaptasi) dengan ketenaran atas penghargaan ini," kata kapten dan gelandang Jepang ini pada konferensi pers di Tokyo.

"Ini menandai awal bagus untuk tahun ini, dan saya serta semua anggota tim bertujuan untuk membawa Jepang ke atas podium Olimpiade London," imbuh Sawa, yang telah bermain untuk Jepang sejak berusia 18 tahun, dan menjadi pencetak gol terbanyak serta merupakan pemain terbaik dengan lima gol pada Piala Dunia di Jerman.

"Saya pikir saya dapat memberi banyak impian dan tujuan pada anak-anak," tuturnya. "Saya dapat membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Jepang atau yang lain."

Jepang juga mendapat dua penghargaan lain pada upacara Ballon d`Or FIFA di Zurich pada Senin.

Norio Sasaki terpilih sebagai pelatih putri terbaik 2011, dan JFA mendapat penghargaan fair play, terutama atas kontribusi mereka membantu negara tersebut untuk bangkit pasca bencana tsunami, gempa bumi, dan krisis nuklir pada Maret.

Sasaki mengatakan kalau dirinya akan berusaha membuat timnya berada pada posisi puncak di Olimpiade London, dengan permainan menyerang ala Barcelona.

"Dengan Sawa di tengah, saya ingin melengkapi proses pembangunan tim kami yang telah dilakukan sejak 2008," kata Sasaki, yang juga merupakan anggota timnas ketika mereka hampir mendapat medali pada Olimpiade Beijing, ketika Jepang dikalahkan Jerman untuk mendapatkan medali perunggu.

Penghargaan untuk Sawa dan Sasaki merupakan untuk pertama kalinya warga Asia mendapat penghargaan FIFA untuk kategori individual.

Presiden JFA, Junji Ogura, mengatakan bahwa banyak warga Asia yang ikut bergembira dengan prestasi yang ditorehkan Jepang, dan menyebutnya sebagai `kebanggaan untuk Asia.`

"Saya pikir ini membuktikan kalau Asia telah bergabung dengan peringkat Amerika Selatan dan Eropa," ucapnya. "Kami ingin memperlihatkan trofi-trofi kepada orang-orang yang berada di wilayah bencana, dan memberi mereka semangat."

Harian-harian olahraga memasang foto raksasa Sawa, yang mengenakan kimono, berdampingan dengan bintang Barcelona, Lionel Messi, yang untuk ketiga kalinya terpilih menjadi pemain terbaik dunia.

"Peringkat satu dunia `Homare` untuk Sawa," demikian kepala berita harian olahraga Tokyo Chunichi Sports - mengacu pada nama depan Sawa, Homare, yang berarti kejayaan dalam bahasa Jepang.

Sasaki berkata kalau ia mendapat kesempatan untuk berbicara dengan Pep Guardiola, pelatih yang baru saja membawa Barcelona menjadi juara Piala Dunia Klub, di Zurich, ketika Guardiola terpilih sebagai pelatih terbaik dunia.

Sasaki berkata kalau Guardiola memuji tim sepak bola putri Jepang.

"Ia memuji tim kami setinggi langit dengan berkata `anda lebih baik dari kami.` Karena tim kami menempatkan Barcelona sebagai panutan, kami mendiskusikan banyak hal."

Belum ada negara yang berhasil menjuarai Piala Dunia putri, dan kemudian memenangi medali emas Olimpiade pada tahun berikutnya.

Amerika Serikat mendapat medali emas pada Olimpiade 1996, dan kemudian menjuarai Piala Dunia 1999, namun mereka dikalahkan Norwegia pada final Olimpiade Sydney 2000, demikian AFP melaporkan.

(SYS/H-RF/T009)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012