Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu sore kembali terkoreksi akibat masih minimnya sentimen positif bagi pasar uang.

Nilai tukar mata uang rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah lima poin ke posisi Rp9.150 dibanding sebelumnya Rp9.145 per dolar AS.

"Apresiasi rupiah tertahan setelah sempat bergerak menguat pada perdagangan tadi pagi," kata analis pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting, di Jakarta, Rabu.

Lelang surat utang Spanyol dan Italia, negara yang menjadi fokus dalam krisis keuangan di kawasan Eropa, diperkirakan akan menjadi sentimen negatif bagi euro dan berdampak pada mata uang Asia termasuk di Indonesia.

"Euro beresiko kembali dihantam aksi jual menjelang lelang surat hutang Spanyol dan Italia, dua negara yang tengah menjadi fokus krisis Eropa. Setiap pergerakan lebih tinggi pada euro terhadap dolar akan membuka peluang untuk mengambil posisi `short` baru, sehingga tidak ada cukup ruang bagi euro untuk naik," ujar dia.

Ia menyatakan, tanpa adanya tanda-tanda kehadiran solusi komprehensif untuk masalah utang di kawasan Eropa, mata uang dunia apalagi euro akan rentan terkoreksi terhadap dolar.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, menyatakan bahwa melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar masih dipicu sentimen dari krisis utang Eropa.

"Dolar terapresiasi dari krisis utang Eropa. Masalah di Eropa dan kian membaiknya data tenaga kerja AS di akhir pekan lalu memperkuat mata uang AS," ujarnya.

Ekonomi AS, lanjut dia, meski mengalami masalah internal yang tak kalah peliknya, namun negara itu dinilai masih lebih baik dibandingkan ekonomi Eropa, sehingga kondisi fundamental itu yang mendongkrak penguatan dolar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah bergerak melemah ke posisi Rp9.200 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.190.
(T.KR-ZMF/A027)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012