Jakarta (ANTARA News) - Beyond Petroleum (BP) Indonesia membantah bahwa pencemaran tumpahan minyak di perairan di kawasan Taman Nasional Kepuluan Seribu (TNKS) Jakarta pada pekan ketiga bulan Februari 2006 berasal dari anjungan minyak lepas pantainya. Kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu, Vice President (VP) Eksekutif BP Indonesia, Nico Kanter, meluruskan pemberitaan yang dilansir ANTARA pada Kamis (2/3) bahwa anjungan minyak lepas pantai milik CNOOC dan BP Indonesia diduga mencemari perairan di kawasan Taman Nasional Kepuluan Seribu (TNKS). Dalam pemberitaan yang berasal dari Pusat Informasi Kehutanan (PIK) itu disebutkan bahwa dugaan pencemaran minyak oleh kedua anjungan industri migas itu berdasarkan arah angin (dari barat laut dan utara). "Kami sudah mendapat laporan adanya pencemaran disekitar Kepulauan Seribu. Namun, tidak seperti yang diduga, sumber minyak sebagai penyebab pencemaran tersebut kami yakini bukan berasal dari operasi minyak dan gas kami di Offshore North West Java (ONWJ) yang berada di lepas pantai laut Jawa," kata Nico. Sebagai operator yang bertanggung jawab, termasuk terhadap lingkungan, Nico menyatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya upaya pemerintah mengidentifikasi penyebab pencemaran itu dan berkomitmen terhadap semua kegiatan penyelidikan komprehensif yang dilakukan. Sesuai aturan yang ada, BP Indonesia juga selalu membuat laporan berkala terhadap segala jenis aktivitas kepada BP Migas. BP Indonesia mengoperasikan 670 sumur produksi, 170 anjungan dengan lebih dari 40 fasilitas proses dan pelayanan serta pipa bawah tanah sepanjang 1600 km. Saat ini produksi gas operasi ONWJ sebesar 320 juta kaki kubik per hari dan produksi minyak sebesar 27 ribu barel per hari. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006