Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan teknologi perangkat Wakatobi AIS (Wahana Keselamatan dan Pemantauan Objek Berbasis Informasi/Automatic Identification System) membantu meningkatkan keselamatan nelayan.

"Ini sangat bagus, perlu terus dikembangkan, agar fitur-fiturnya, pesan-pesannya dapat semakin membantu kebutuhan nelayan saat berlayar," kata Menteri Trenggono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Trenggono mengemukakan hal tersebut saat mengunjungi Loka Perekayasa Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi dan melihat langsung pengoperasian perangkat teknologi pada Rabu (8/6) ini.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Trenggono juga menyerahkan secara simbolis bantuan Wakatobi AIS sebanyak 10 unit untuk nelayan dan 1 unit untuk Pemerintah Kabupaten Wakatobi.

Dia mengutarakan harapannya agar melalui penyerahan bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nelayan Wakatobi.

“Tentu harapan kami dengan dukungan perangkat dan teknologi ini produktivitas nelayan meningkat, sehingga mereka semakin sejahtera. Ini juga merupakan hal yang positif dalam upaya percepatan penangkapan ikan terukur," ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Riset Kelautan Rudi Alek Wahyudin mewakili Kepala BRSDM di LPTK menjelaskan bahwa tujuan utama dari teknologi Wakatobi AIS ini adalah keterpantauan nelayan dan aspek keselamatan nelayan.

Rudi menuturkan bahwa AIS ini diharapkan menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi nelayan kecil diantaranya ketersediaan informasi meteorologi di daerah penangkapan ikan, keterpantauan serta keadaan darurat yang dialami Ketika Kapal berlayar.

"Dengan perangkat ini harapannya Kapal dapat terpantau sehingga Ketika terjadi kondisi darurat dapat dilakukan pertolongan secara cepat," ujar Rudi.

Lebih rinci Kepala LPTK Efi Noferya Manafi mengatakan, Wakatobi AIS memang didesain khusus sesuai karakteristik nelayan kecil Indonesia. Karena itu, bentuk, ukuran, dan energi yang digunakan pun dirancang sesederhana mungkin agar tak menyulitkan nelayan tradisional.

Alat tersebut, masih menurut dia, didesain dapat bekerja secara portabel dengan baterai sebagai sumber tenaga yang bisa diisi ulang setiap 20 jam pemakaian.

“Dengan fungsi dasar AIS yang dimiliki memungkinkan lokasi dan pergerakan nelayan terpantau detik ke detik di stasiun penerima (VTS)," terang Efi.

Selain itu, Efi menambahkan bahwa Wakatobi AIS juga dirancang untuk dapat terkoneksi ke sistem pemantauan lalu lintas kapal (Vessel Traffic System/VTS) yang biasa terdapat di pelabuhan-pelabuhan dan otoritas pelayaran.

Wakatobi AIS ini, lanjutnya, juga dapat mendeteksi perangkat AIS pada kapal non perikanan sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan di laut.

Baca juga: Hari Laut Sedunia, Menteri Trenggono genjot produktivitas rumput laut di Wakatobi

Baca juga: Mehub cek pelabuhan di Wakatobi yang bakal diresmikan Presiden besok

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022