Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membentuk tim investigasi bersama untuk mengusut tuntas bentrokan antara oknum TNI dan Polri di Ambon Jumat (3/3) pekan lalu. "Saya sudah berkoordianasi dengan Kapolri pada 3 Maret lalu, dan akan diselesaikan oleh satuan tingkat bawah yaitu Polda dengan Kodam dibantu tim investigasi bersama TNI-Polri," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Joko Santoso, di Jakarta, Senin. Ditemui di sela-sela rapat dengar pendapat Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dengan Komisi I DPR, ia mengatakan tim tersebut akan berkoordinasi dan melakukan patroli bersama untuk melakukan pengamanan bersama pasca insiden bentrokan tersebut. Joko menuturkan bentrokan bermula dari kesalahpahaman antar oknum TNI dengan Polri pada Jumat (3/3) pukul 09.30 WIT. Anggota TNI atas nama Afsal dari Kesdam XVI Pattimura selesai melakukan piket dan pulang dengan menggunakan sepedamotor melewati asrama Brimob Tantui. Saat Afsal berhenti di depan asrama tersebut karena macet, seorang anggota Brimob menegur Afsal, namun tidak dijawab oleh yang bersangkutan, sikap Afsal itu menimbulkan amarah anggota Brimob yang berujung pada perkelahian dan pengeroyokan terhadap Afsal. Dengan badan babak belur Afsal menyelamatkan diri ke Satgas Brimob dan langsung diamankan. Afsal kemudian dibawa oleh Kapten Hadi, seorang anggota TNI yang kebetulan lewat di depan Markas Satgas Brimob. Tidak berhenti sampai di situ pada pukul 11.25 WIT anggota Koramil Tobelu saat melalui asrama Tantui yang berdekatan dengan Markas Batalyon 733 kembali terjadi saling lempar. Kemudian pada pukul 12.00 WIT, Praka Rasbani anggota Batalyon 33 yang sedang menyeberang di depan asrama Tantui kembali memicu kontak antara oknum TNI dan Polri dan pada pukul 19.30 WIT, Sertu Ardiyansyah anggota Kesdam Pattimura ditusuk oleh Bripka Arnold dari Polres Ambon. Selanjutnya pada pukul 20.00 WIT Arnold ditusuk hingga tewas oleh orang tidak dikenal yang diduga sebagai anggota TNI "Sedangkan pada Sabtu (2/3) Sertu Putu Harianta anggota Kodam ditusuk hingga tewas, demikian juga anggota Detasemen Kaveleri ditusuk oleh orang tidak dikenal di belakang Markas Detasemen Kaveleri," ujar Joko. Kemudian pada pukul 19.45 WIT anggota polisi ditusuk dan dianiaya oleh orang tidak dikenal. "Diduga dilakukan oleh oknum TNI, sedang kita cari. Selain bentrokan terdapat provokasi pada pukul 20.00 WIT, berupa telpon gelap yang menyebutkan ada anggota TNI yang mati di Tugu Trikora, tapi ketika dicek tidak ada," tutur Kasad. Joko mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan dan prihatin dengan kejadian tersebut. "Bentrokan itu sangat memprihatinkan karena bagaimana pun perkelahian antar anggota TNI, maupun TNI dengan Polri sangat tidak dapat dibenarkan tapi kita akan lihat konteksnya," ujar Joko Ia mengatakan, tim investigasi akan segera bertemu dengan Gubernur setempat. Sementara itu Komandan Pusat Polisi Militer Mayjen TNI Ruchjan mengatakan, pihaknya menurunkan tiga anggotannya dalam tim investigasi bersama itu. "Tim bertugas mencari fakta, motif dan pihak-pihak yang terlibat," katanya Ruchyan menekankan tim akan bertindak seobyektif mungkin, termasuk terhadap kemungkinan keterlibatan anggota TNI-Polri dan pihak lain yang bertujuan mengadu domba kedua institusi tersebut. "Saya belum bisa menyimpulkan apa-apa, termasuk berapa anggota TNI yang terlibat dan motif yang melatarbelakangi. Juga kemungkinan adanya provokasi untuk mengadu domba TNI-Polri," ujarnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006