Palembang (ANTARA News) - Sekitar 90 unit rumah warga di Kelurahan Lebak Mulyo, Kecamatan Kemuning, Sekip Ujung Palembang, terendam banjir hingga satu meter menyusul hujan lebat yang mengguyur daerah itu selama sekitar empat jam pada Senin dini hari. Air yang menggenangi rumah penduduk tersebut merupakan yang paling tinggi, sejak kawasan itu mulai digenangi air hujan pada tahun 1996, kata Effendi salah seorang warga Lebak Mulyo. Menurut dia, genangan air hujan yang baru bisa diatasi pada Senin siang itu, mengakibatkan sebagian besar perabotan rumah tangganya rusak. Kursi, kasur dan beberapa peralatan elektronik tidak bisa diselamatkan karena hujan yang turun sangat lebat secara tiba-tiba sehingga air masuk ke rumah, katanya. Ia mengatakan, kawasan Lebak Mulyo merupakan daerah langganan banjir, sehingga untuk menyelamatkan mereka diharapkan pemerintah daerah setempat membuat saluran air atau kolam retensi. Jika tidak segera dilakukan upaya tersebut, warga Lebak Mulyo akan selalu merasa ketakutan menjadi korban banjir ketika terun hujan lebat dalam waktu lama atau minimal dua jam, ujarnya. Selain pemukiman penduduk, air hujan juga sering mengakibatkan tergenangnya beberapa ruas jalan di sejumlah kawasan antara lain Jalan Belimbing, Jalan Mayor Ruslan dan kawasan jalan Simpang Polda. Waspada Banjir Sementara masyarakat Sumsel diimbau untuk mewaspadai terjadinya bencana banjir dan tanah longsor pada puncak musim penghujan tahap kedua pada Maret 2006 ini, karena curah hujan diperkirakan akan semakin tinggi. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Palembang, Drs. Suyatim mengatakan, curah hujan pada puncak musim penghujan tahap kedua sekarang ini diperkirakan mencapai 300 hingga 400 milimeter (mm). Menurut dia, pada Maret 2006 ini wilayah Sumsel dan beberapa provinsi di Pulau Jawa terdapat daerah yang banyak awan, atau Intercontinental Tropical Confergon Zone (ITCZ). Daerah berawan itu timbul disebabkan pergerakan matahari dari Selatan menuju ke Utara yang berlangsung sejak 23 Desember 2005, dan pergerakan itu diperkirakan akan berakhir pada 23 Maret mendatang, katanya. Ia mengatakan, selama proses pergerakan matahari menuju equator seluruh wilayah yang dilalui ITCZ diperkirakan sering turun hujan yang cukup lebat dan lama. Melihat gambaran prakiraan cuaca tersebut diharapkan masyarakat yang bermukim di daerah yang memiliki risiko tinggi terkena bencana banjir dapat melakukan berbagai langkah antisipasi. Dengan antisiapsi sejak dini diharapkan minimal dapat dihindari timbulnya korban jiwa dan kerugian harta benda dalam jumlah besar, tambahnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006