AsiaNet 48049

SINGAPURA, 18 Januari 2012 (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) --

     Hari ini, mantan Kepala Keuangan Qantas Tony Webber mengumumkan percaya bahwa penumpang yang beratnya lebih harus membayar lebih untuk terbang dengan pesawat karena adanya bahan bakar tambahan yang terpakai.

     Sementara pendapat ini telah dikecam oleh banyak orang, sebuah jajak pendapat oleh situs perbandingan penerbangan Skyscanner [http://www.skyscanner.net ] mendapati bahwa sebagian besar konsumen sesungguhnya sepakat.

     Dari mereka yang disurvei, 76% percaya bahwa maskapai penerbangan harus mengenakan "Pajak Gemuk" dan penumpang harus membayar lebih jika mereka lebih berat. Hanya 22% dari ke-550 orang yang disurvei menentang langkah tersebut.

     Putusan semacam itu akan memaksa mereka yang tidak dapat masuk dengan nyaman ke dalam kursi penerbangan standar untuk membeli kursi kedua, biasanya dengan tarif yang didiskon.

     Barry Smith, pendiri bersama dan direktur Skyscanner berkomentar: "Apa yang dinamakan 'Pajak Gemuk' adalah masalah yang sangat sensitif untuk maskapai penerbangan; mereka harus melangkah hati-hati agar tidak mengasingkan penumpang yang lebih berat. Di satu sisi, tidak beralasan bagi maskapai penerbangan untuk mengenakan biaya ekstra atas penumpang jika mereka menempati lebih dari satu kursi. Di sisi lain, banyak orang akan berpendapat bahwa maskapai penerbangan harus bertanggung jawab untuk menyesuaikan ukuran kursi standar mereka, sehingga memungkinkan mereka mengakomodasi semua penumpang dengan nyaman."

     Tentang Skyscanner

     Skyscanner adalah situs pencarian perjalanan yang memberikan perbandingan online mengenai biaya penerbangan bagi jutaan penerbangan pada ribuan maskapai penerbangan, serta penyewaan mobil, hotel dan penawaran.
    
     Follow Skyscanner di Twitter [http://twitter.com/skyscanner ] dan Facebook [http://www.facebook.com/skyscanner ]

     SUMBER: Skyscanner

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012