Kabul (ANTARA News) - Seorang warga Afganistan yang bertugas pada Kegiatan Permukiman Perserikatan Bangsa-Bangsa, UN Habitat, dan bekerja pada Kegiatan Kesetiakawanan Bangsa (NSP), dibunuh di sebuah provinsi di bagian barat negara itu, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Senin. Mohammad Hashim dibunuh Sabtu pagi oleh orang bersenjata tak dikenal saat memantau tempat kegiatan dan masyarakat NSP di distrik Bala Buluk di propinsi Farah. Enam orang bersenjata menghentikan kendaraannya, menariknya keluar dan menembak mati dia. Anggota Dewan Masyarakat, yang menyertainya, mencoba membantu, kata pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Orang bersenjata menembak mati insinyur bekerja untuk UN Habitat, yang membantu membangun permukiman, di propinsi Farah barat hari Minggu, kata kepala polisi propinsi Sayed Aqha Saqib. Ia menuding penentang kebebasan dan perdamaian Afganistan dan terkait Talib sebagai pelakunya. Pejuang Talib melancarkan pemberontakan sejak digulingkan serbuan pimpinan Amerika Serikat ahir 2001. Duta Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afganistan pada Senin pagi menyatakan kuatir akan kemerosotan keamanan di selatan, yang dilanda pemberontakan, dengan peningkatan kekerasan menghambat pembangunan kembali, yang sangat diperlukan. Pasukan dan pekerja bantuan asing merupakan sasaran utama kekerasan, yang meningkat di Afganistan dengan pelaku dituding gerilyawan Talib, suku bersaing dan pelaku kejahatan. Tom Koenigs, wakil khusus Sekretaris Jenderal Kofi Annan, menyatakan "terguncang dan sangat sedih" atas pembunuhan itu. Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Pejabat Afgan biasa menuding pelaku kegiatan semacam itu ialah kelompok Talib terguling. Penguasa Talib, yang ditumbangkan tentara gabungan antarbangsa pada ahir 2001, menyatakan perang suci terhadap balatentara asing dan Afgan, pekerja bantuan dan semua pendukung pemerintah pusat di Afganistan. Satu tentara intelijen dari pasukan khusus Prancis tewas dalam baku-tembak dengan gerilyawan diduga Taliban di provinsi Afghanistan selatan, Kandahar. Anggota pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat itu tewas akibat luka ahir pekan lalu. Dilaporkan pula, dua gerilyawan juga tewas dalam baku-tembak tersebut. Sekitar 200 tentara dari pasukan khusus Perancis berada di bawah kepemimpinan Amerika Serikat memerangi gerilyawan bekas penguasa Talib di Afganistan tenggara. Menteri Pertahanan Prancis Michele Alliot Marie menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga perwira itu, yang tidak disebut namanya. Pertumpahan darah itu terjadi saat Presiden Amerika Serikat George W Bush berada di Pakistan untuk membicarakan tindakan meningkatkan kerjasama dalam perang pimpinan adidaya itu melawan terorisme. Bush singgah sebentar di Afganistan pertengahan pekan lalu dan menjelang kunjungan itu, pemerintah Afganistan berulangkali mengeluh bahwa gerilyawan Talib dapat beroperasi dari Pakistan. Pasukan pimpinan negara adidaya itu menggulingkan penguasa Talib tahun 2001 dengan alasan menolak menyerahkan Osama bin Ladin dan pemimpin lain Alqaeda, yang dituduh bertanggungjawab atas serangan 11 September di Amerika Serikat. Di distrik Nawa, selatan provinsi Helmand, pejabat intelijen bersama tiga polisi Afgan terbunuh setelah sebuah alat berkendali jarak jauh meledak pada mobil mereka. Qari Yousef Ahmadi, yang mengaku jurubicara Talib, mengaku bertanggungjawab. Terdapat 19.000 tentara pimpinan Amerika Serikat mengejar sisa Talib dan sekutunya dari jaringan Alqaeda, terutama di wilayah selatan dan timur, tempat gerilyawan masih banyak bergiat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006