Surabaya (ANTARA News) - Pesawat MD-82 milik Lion Air yang tergelincir dan terperosok saat mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, tiga hari lalu hingga Selasa (7/3) masih belum berhasil dievakuasi, akibat kondisi tanah yang berlumpur dan terus tersiram hujan. "Hingga sekarang ini pesawat masih belum berhasil dievakuasi karena kondisi tanah yang berlumpur dan tersiram hujan, sehingga menyulitkan penarikan pesawat," kata Juru Bicara Bandara Internasional Juanda, Wiryatmo, kepada ANTARA di Bandara Juanda Surabaya. Pesawat yang mengangkut 157 penumpang yang bertolak dari Bandara Internasional Ngurah Rai , Denpasar Bali, tersebut akhir pekan lalu tergelincir saat mendarat hingga 30 meter keluar dari landas pacu akibat cuaca buruk. Pada saat mendarat, bandara dalam kondisi hujan lebat disertai angin kencang berkecepatan 30-50 Km per jam. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, kejadian ini sempat menjadikan sembilan penerbangan domestik tertunda lebih dari satu jam dan empat penerbangan dari Jakarta terpaksa dialihkan mendarat ke Denpasar, Bali. Upaya evakuasi sejak saat itu terus dilakukan, termasuk dengan mendatangkan alat penarik pesawat dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, namun sejauh ini belum berhasil dan pesawat masih berada di TKP ( Tempat Kejadian Peristiwa). "Pesawat saat ini masih di TKP, namun aktivitas penerbangan tetap berlangsung, kami masih terus berusaha menarik pesawat ke landas pacu," kata Wiryatmo. Kendala yang dialami tim penarik pesawat antara lain posisi pesawat terjerembab dalam lumpur, kondisi semakin parah setelah hampir sepanjang sore dan malam hari hujan terus mengguyur Surabaya. Dia mengakui bahwa hujan lebat yang terus mengguyur sepanjang sore dan malam hari mengakibatkan posisi pesawat semakin sulit ditarik ke landas pacu. "Sekarang ini kami sedang berupaya dengan menaikkan posisi tanah dengan demikian diharapkan pesawat akan dapat ditarik ke landasan," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006