Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triiwulan pertama 2012 tumbuh stabil pada level 6,5 persen (yoy) yang didukung ekspor dan konsumsi rumah tangga serta akselarasi investasi.

Laporan Kebijakan Moneter BI yang dikutip dari Website Bank Indonesia di Jakarta Kamis menyebutkan, konsumsi rumah tangga akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan tersebut sejalan dengan tetap kuatnya keyakinan konsumen seiring dengan meningkatnya ekspektasi penghasilan serta membaiknya upah.

Sementara realisasi belanja Pemerintah diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai pola historisnya, sedangkan investasi diperkirakan tumbuh meningkat, baik di sektor bangunan dan non bangunan, sejalan dengan kuatnya fundamental perekonomian dan optimisme para pelaku usaha, serta percepatan proyek infrastruktur.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa peringkat investment grade juga menjadi faktor positif bagi peningkatan investasi di Indonesia.

Sementara, di sisi eksternal, meningkatnya risiko ketidakpastian global yang menurunkan daya serap negara mitra dagang utama diperkirakan mulai berdampak pada kinerja ekspor.

Namun, dampaknya diprakirakan masih terbatas seiring dengan diversifikasi pasar ke negara emerging markets yang kinerjanya masih baik. Sedangkan impor diprakirakan tumbuh tinggi walau melambat seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik.

Secara sektoral laporan itu menyebutkan, kegiatan ekonomi pada triwulan I 2012 diprakirakan masih tumbuh relatif tinggi seperti di sektor pertanian, dengan membaiknya kondisi cuaca serta rencana pencetakan sawah baru dan perbaikan infrastruktur pertanian oleh Pemerintah diperkirakan dapat mendorong sektor pertanian tumbuh relatif tinggi.

Dari sektor pertambangan, pulihnya produksi tembaga dan emas oleh Freeport serta mulai berproduksinya empat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di sektor pertambangan.

Selain itu di sektor industri, pertumbuhan akan didorong oleh membaiknya industri alat angkut pascabanjir Thailand dan peningkatan produksi semen untuk melayani pertumbuhan sektor bangunan yang meningkat.

Perlambatan ekonomi global diperkirakan akan berdampak pada sektor industri, meski dampaknya relatif terbatas.

(D012/S025)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012