Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin ingin Indonesia dapat memperkuat hubungan bilateral dengan Bosnia Herzegovina di berbagai sektor.

"Kedua negara punya hubungan yang kuat, tapi perlu diperkuat dengan kerja sama yang konkrit," kata Wapres Ma'ruf saat menerima Menteri Luar Negeri (Menlu) Bosnia Herzegovina Bisera Turković di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Senin.

Wapres Ma'ruf menekankan, perlunya kerja sama people to people (P2P). Terhadap gagasan tersebut, Menlu Bisera menyambut dengan positif.

"Saya sepenuhnya setuju untuk menguatkan hubungan bilateral agar memiliki lebih banyak kontak antarwarga. Kami memikirkan mengenai pertukaran pelajar dan juga mengenai dialog antaragama," kata Menlu Bisera Turkovic.

Lebih lanjut, Wapres dan Menlu Bisera membicarakan tentang keragaman agama di kedua negara.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin temui Menlu Bosnia Bisera Turkovic

Baca juga: Ketua BKSAP DPR bahas kerja sama dengan Menlu Bosnia


Penduduk Bosnia Herzegovina diketahui 50 persen memeluk agama Islam, 30 persen Kristen Ortodoks, 17 persen Katolik Roma.

Menlu Bisera pun menilai tingkat keberagaman dan kerukunan di Indonesia yang cukup baik dan mengatakan bahwa negaranya tertarik untuk belajar dari negara Indonesia.

"Kami terkait hubungan kerja sama keagamaan. Indonesia punya Kementerian Agama dan majelis ulama untuk mengembangkan Islam moderat. (Kerukunan) itu adalah hal yang kami harapkan juga," ungkap Wapres.

Di sisi lain, Bosnia tertarik untuk mengembangkan kerja sama dengan Indonesia di sektor industri. Menlu Bisera mengatakan, sebelum ke Jakarta, ia dan rombongan telah bertemu dengan Biofarma di Bandung dan berharap Indonesia dapat membangun pabrik mi instan di Bosnia.

"Sekiranya Indonesia dapat membuka pabrik mi sehingga dapat menolong pabrik yang sudah ada di Serbia. Mi memiliki pasar di Bosnia dan kawasan Barat Balkan," tambah Menlu Bisera.

Menanggapi hal tersebut, Wapres pun menuturkan, rencana pembangunan pabrik mi akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait. Selanjutnya Wapres mengungkapkan Indonesia juga memiliki beberapa produk transportasi yang dapat dijadikan peluang investasi di Bosnia Herzegovina.

"Baik, nanti bisa lebih lanjut dengan Kementerian Luar Negeri kami. Kami juga mempunyai pabrik kereta api, PT INKA, di Madiun serta perusahaan konstruksi yang membangun jalan tol di luar negeri," tutur Wapres.

Hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Satya Arinanto, Plt. Deputi Bidang Dukjak Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Lukman Hakim Siregar, serta Plt. Direktur Jenderal Amerika Eropa I Gede Ngurah Swajaya.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022