Sukoharjo (ANTARA News) - Pemerintah optimistis ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) tahun ini bisa tetap tumbuh tinggi sampai sekitar 20 persen meski perekonomian di beberapa negara tujuan ekspor penting di kawasan Eropa serta Amerika Serikat (AS) masih berbayang ketidakpastian.

"Nilai ekspor tekstil sebelumnya. Kemungkinan tak akan banyak terpengaruh kondisi di Eropa. InsyaAllah kenaikannya bisa sama dengan tahun kemarin, 20 persen," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di sela kunjungan kerja ke pabrik tekstil PT Sritex di Sukoharjo, Jumat.

Dia memperkirakan nilai ekspor tekstil dan produk tekstil tahun ini masih akan berkisar antara 13 miliar dolar AS dan 14 miliar dolar AS.

Pemerintah, Gita menjelaskan, tahun ini akan fokus melakukan diversifikasi pasaar untuk meningkatkan ekspor, termasuk ekspor tekstil dan produk tekstil.

Sebagai pelaku usaha, Presiden Komisaris PT Sritex H. Mohammad Lukminto pun yakin tahun ini kegiatan ekspor perusahaannya tak banyak terpengaruh oleh ketidakpastian kondisi ekonomi di kawasan Eropa.

"Itu tidak mempengaruhi kami, permintaan masih tinggi. Kami bahkan siap merambah pasar-pasar yang lebih luas termasuk China," kata dia.

Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan selain mempertahankan pasokan ke pasar AS dan Eropa perusahaannya juga berusaha memperluas jangkauan pasar ke negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh.

"Pasar-pasar seperti Argentina, Peru, Brazil dan Timur Tengah sangat potensial," kata pemimpin perusahaan yang menghasilkan TPT seperti rayon, benang, polyester, kain hingga pakaian jadi itu.

Ia menambahkan, perusahaannya juga membuat seragam tentara dari 27 negara di dunia termasuk Inggris, Jerman, Malaysia, AS serta negara-negara yang ada di Timur Tengah dan Afrika.

Meski demikian tampaknya tidak semua pelaku industri tekstil dan produk tekstil optimistis ekspor TPT tahun ini tak terpengaruh kondisi ekonomi di AS dan Eropa yang belum banyak membaik.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan tahun ini nilai ekspor tekstil hanya naik lima persen dari tahun lalu kalau kondisi perekonomian di beberapa negara Eropa dan AS belum membaik.

Angka proyeksi itu lebih rendah dari rata-rata kenaikan nilai ekspor TPT yang dalam dua tahun terakhir sekitar 20 persen. (M035)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012