"Keislaman dan keindonesiaan merupakan bagian kita dalam ICMI."
Bandung (ANTARA News) - Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat, M. Hatta Rajasa, menuturkan bahwa aspek keislaman dan keindonesiaan harus menjadi bagian dari ICMI.

"Semua yang membentuk Indonesia, dan semua yang menjadikan Indonesia ada harus tidak terusik oleh apa pun dan siapa pun di sepanjang zaman. Oleh karena itu, keislaman dan keindonesiaan merupakan bagian kita dalam ICMI," kata Hatta Rajasa saat pengukuhan Pengurus Baru ICMI Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Barat masa bakti 2011-2015 di Gedung Asia Afrika Kota Bandung, Sabtu malam.

Dalam orasi bertajuk "Membangun Peradaban Indonesia yang Unggul di Abad 21", Hatta, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menuturkan lima pandanganya untuk membangun peradaban bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul.

"Pertanyaan pokoknya adalah bagaimana melakukan adaptasi dan transformasi demi terjadinya Indonesia yang unggul di Abad XXI tanpa kita kehilangan atasnya? Terhadap pertanyaan ini, saya memiliki lima pandangan," kata Hatta.

Pandangan yang pertama, kata Hatta, ialah semua yang membentuk Indonesia, semua yang menjadikan Indonesia ada dan semua yang merupakan fondasi Indonesia, harus tak terusik eksistensinya oleh apapun, oleh siapapun, di sepanjang dan di semua zaman.

Pandangan yang kedua, Indonesia adalah sebuah bangsa yang dibangun berdasarkan nasionalisme yang yang merupakan formulasi dari sentimen akan nasib, cita-cita dan tujuan yang sama di atas konstruksi masyarakat multi-etnik, masyarakat majemuk, kerap juga disebut dengan nama masyarakat multikultural.

"Ini berarti bahwa dalam konstruksi yang paling elementer, Indonesia sesungguhnya dibentuk oleh dualitas (duality), dua hal beda yang menjadikannya satu tak terpisahkan," katanya.

Pandangan ketiga, menurut dia, ialah Indonesia memerlukan keduanya sekaligus: Nasionalisme dan Multikulturalisme, masing-masing untuk dua hal yang berbeda, namun terkait: the very existence of Indonesia.

"Nasionalisme menuntut hadirnya kesadaran untuk bersatu; Multikulturalisme menuntut kesadaran akan pentingnya pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan," kata Hatta.

Pandangan keempatnya ialah Indonesia tengah mengalami sebuah mega-perubahan yang terjadi di tiga wilayah sekaligus.

Adapun pandangan yang kelima, kata Hatta, di ruang pasar, maka agenda perubahannya tidak saja mendorong terjadinya pasar yang terbuka, namun juga pasar yang adil.

"Jadi, tidak saja sebuah ekonomi yang berorientasi ke luar, namun juga sebuah ekonomi yang berorientasi ke dalam, tidak hanya sebuah ekonomi yang mengejar pertumbuhan namun juga pemerataan yang bersifat inklusif," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012