Mahasiswa sangat terbantu dengan beasiswa KIP
Jakarta (ANTARA) - Pembantu Rektor III Universitas Cendrawasih Jonathan Kiwasi Worumi berharap kuota penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk mahasiswa kurang/tidak mampu dapat ditambah untuk wilayah Papua untuk membantu pelajar melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi.

"Mahasiswa sangat terbantu dengan beasiswa KIP, " kata Jonathan dalam pertemuan secara virtual dengan sejumlah wartawan dan perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang datang ke Universitas Cenderawasih, Papua, Selasa.

KIP Kuliah adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk membantu asa para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi tetapi berprestasi untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.

Jonathan menilai program beasiswa KIP Kuliah sangat membantu mahasiswa kurang atau tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi.

Selain menanggung biaya pendidikan, KIP Kuliah juga memberikan bantuan biaya hidup bagi para pelajar yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Baca juga: Siswa yang daftar KIP Kuliah tidak dipungut biaya untuk ikut UTBK

Baca juga: UTU Meulaboh terima 522 mahasiswa peserta KIP-Kuliah terbanyak di Aceh


Jonathan berharap ke depan lebih banyak mahasiswa Universitas Cenderawasih yang menerima KIP, karena rata-rata mahasiswa di Universitas Cenderawasih berada pada kelas ekonomi menengah ke bawah sehingga membutuhkan dukungan finansial untuk membantu keberlanjutan pendidikan mereka di perguruan tinggi.

"Kami sangat berharap jumlah penerima KIP di daerah ini ditingkatkan," ujar Jonathan.​​​​​​​

Ia mengatakan sebanyak 577 mahasiswa menerima beasiswa KIP Kuliah pada 2021 sementara jumlah mahasiswa baru sebanyak 6.000-an. Sementara sebelumnya penerima beasiswa Bidikmisi pada tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 2.000-an mahasiswa di Universitas Cenderawasih.

Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.

577 penerima beasiswa KIP Kuliah angkatan tahun 2021 di Universitas Cenderawasih terdiri dari 135 penerima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 27 penerima di Fakultas Hukum, 57 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Kemudian, 130 penerima beasiswa KIP Kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 44 penerima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 76 penerima di Fakultas Teknik, 72 di Fakultas Kesehatan Masyarakat, 22 di Fakultas Kedokteran, dan 14 penerima di Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Selain mengikuti program beasiswa KIP-Kuliah, Universitas Cenderawasih juga mendorong agar mahasiswa kurang mampu di lingkungan universitas itu mendapatkan beasiswa dari penyedia lain, namun kuota dari penyedia lain atau swasta sangat terbatas untuk dua hingga lima orang.

Meskipun begitu, Jonathan mengatakan masih ada anak-anak lain yang membutuhkan dukungan finansial untuk meneruskan pendidikannya di Universitas Cenderawasih, sehingga berharap kuota KIP Kuliah dapat ditambah ke depannya.

Sebelumnya, pada 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengalokasikan anggaran untuk jumlah penerima KIP Kuliah sebanyak 200.000 mahasiswa baru.

Biaya pendidikan per mahasiswa mencakup program studi A sebesar Rp8 juta per semester, program studi B sebesar Rp4 juta per semester dan program studi C sebesar Rp2,4 juta per semester.

Selanjutnya, biaya hidup yang sebelumnya dipatok Rp700.000 per semester, mengalami peningkatan pada 2021 dan dibagi lima klaster daerah sesuai Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019.

Lima klaster tersebut adalah klaster satu Rp800.000 per semester, klaster dua sebesar Rp950.000 per semester, klaster tiga Rp1.100.000 per semester, klaster empat sebesar Rp1.250.000 per semester, dan klaster lima yakni Rp1.400.000 per semester.

Baca juga: Kuota KIP Kuliah sebanyak 400.000 penerima, sebut Kemendikbud

Baca juga: Kemendikbud: Penerima KIP otomatis dapat KIP Kuliah

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022