Jakarta (ANTARA) - Saat ini, Batu Sinter atau Sintered Stone menjadi salah satu pilihan populer di kalangan desainer dan pemilik rumah karena nilai estetika dan keserbagunaannya untuk hunian.

Batu Sinter adalah material yang terbuat dari bahan alami yang terdiri dari mineral granit, mineral kaca, dan oksida alami, serta dirancang menyerupai batu alam menggunakan kemajuan teknologi sintering.

Meskipun diproduksi menjadi lebih ringan dari batu alam, Batu Sinter tetap berdaya tahan lama berkat proses pembuatan yang lebih efisien. Kelebihannya yang antigores dan tahan panas hingga di atas 100 derajat celcius juga menjadi alasan lain mengapa batu itu menjadi salah satu pilihan favorit.

Batu itu tahan air sehingga menjadi pilihan populer untuk digunakan di dapur dan kamar mandi dengan tingkat kelembapan tinggi dan sering terkena cairan. Selain itu, material itu juga tahan noda dan tidak berpori serta diproduksi dengan sifat antimikroba sehingga mudah dibersihkan dan menjadi permukaan yang aman untuk makanan.

“Dengan kualitas tinggi, Lapitec kini sudah digunakan di seluruh dunia untuk proyek arsitektur, interior dan desain produk, facade, lantai, kolam renang, dapur, kamar mandi, dekorasi, kapal pesiar, dan masih banyak lagi," kata Peter Tjioe selaku Presiden Direktur MM Galleri Group, distributor Lapitec di Indonesia dan salah satu brand Batu Sinter asal Italia yang diproduksi dengan teknologi BIORITE 100 persen dalam pernyataannya, Jumat.

Baca juga: Ini dia jenis rumah yang paling dicari di Indonesia

Baca juga: Poin penting sebelum membeli tanah dan membangun rumah


MM Galleri Group adalah pemasok berbagai macam batu alam di kawasan Asia Tenggara, yakni Singapura, Jakarta, Surabaya, dan Bali. Berdiri sejak tahun 1992, MM Galleri Group memanfaatkan tren dan teknologi terbaru untuk menciptakan aplikasi baru dari batu menjadi beragam jenis furnitur.

Selain batu alam, MM Galleri Group juga menyediakan batu buatan (engineering/artificial stone), termasuk Batu Sinter dari brand Lapitec yang ditawarkan untuk kaum milenial.

Lapitec memiliki dimensi 3.365 mm x 1.500 mm serta ketebalan 12-20-30 mm. Lapitec telah didistribusikan dengan total ekspor 75 persen dari omzet perusahaan ke 72 negara di berbagai benua, yaitu Amerika, Eropa, Asia, dan Oseania.

“Pilihan warna yang natural dan elegan juga menjadikan Lapitec sebagai pilihan material permukaan yang banyak digemari arsitek dan desainer interior, baik untuk area indoor maupun outdoor. Untuk area facade atau luar gedung, Lapitec juga teruji tahan terhadap paparan sinar matahari langsung yang tidak dapat berubah warna layaknya material lain yang bukan asli Batu Sinter,” imbuh Peter Tjioe.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sebagai Batu Sinter yang tahan noda, Lapitec menjadi salah satu material yang cocok bagi para ibu rumah tangga yang menghabiskan banyak waktu di area dapur. Hal itu membuat mereka tak khawatir permukaan area dapur rusak akibat pembersihan menggunakan bahan kimia, atau terlihat kusam dan bernoda akibat penggunaan rempah dari alam seperti kunyit, jahe, dan bumbu dapur lainnya yang dapat meninggalkan noda.

Lapitec saat ini tidak hanya dipakai di proyek prestisius, tetapi juga digemari sebagai material untuk residensial. Salah satunya Perumahan Villa Bukit Regency, kawasan superblok yang dibangun oleh Pakuwon Group di Surabaya Barat. Rumah ini menggunakan material Lapitec seperti Bianco Artico Lithos, Bianco Artico Sathin, Seri Terra, hingga Seri Grigio dengan berbagai finishing.

"Hal itu kami wujudkan dengan tambahan 2 Showroom Exclusive di Jakarta tahun ini, yakni di Pantai Indah Kapuk dan Alam Sutera. Penambahan ini memperkuat area layanan yang sudah kami miliki saat ini, yaitu di jalan raya pembangunan III Tangerang Jakarta, Jalan Bypass Bandara Juanda Sidoarjo, Jawa Timur & Jalan Sunset Road, Bali,” pungkas Peter Tjioe.

Baca juga: Kenali enam tahap pencarian properti

Baca juga: Poin penting yang harus diperhatikan saat beli properti

Baca juga: Tips dan trik mencari rumah pertama untuk milenial

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022