Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis sore melemah lagi 70 poin ke posisi 8.955 per dolar AS dari hari sebelumnya yang berada pada 8.885 per dolar AS.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan pelemahan rupiah dipicu sentimen belum adanya titik temu antara kreditur swasta Yunani dengan pejabat Eropa yang menolak tawaran "bond swap" sehingga muncul kekhawatiran Yunani akan jatuh ke wilayah "default" (gagal bayar).

Ia mengemukakan, peringkat Indonesia di level layak investasi (investment grade) yang diberikan Moody`s belum dapat memberi sentimen positif berkelanjutan bagi nilai tukar dalam negeri.

"Pemberian level `investment grade` yang diberikan Moody`s pada peringkat utang Indonesia belum dapat membawa tren pergerakan rupiah ke arah yang lebih positif terhadap dolar AS," ujar dia.

Ia mengatakan, pengaruh sentimen negatif saat ini lebih kuat sehingga menyeret rupiah kembali tertekan.

Ia menambahkan, membaiknya ekonomi AS yang diekspektasikan GDP akan tumbuh 3,1 persen pada kuartal empat 2011 dari kuartal sebelumnya 1,8 persen mendorong dolar AS menguat terhadap mata uang dunia termasuk rupiah.

Pengamat pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, merebaknya kecemasan atas resiko gagal bayar Yunani mampu menghapus dampak positif dari data sektor jasa negara kawasan Euro yang lebih baik dari perkiraan.

"Data PMI zona Euro seharusnya dapat menjadi katalis positif, namun pasar lebih mengkhawatirkan implikasi struktural dari krisis Eropa dan perkembangan terbaru yang berkaitan dengan kesepakatan Yunani dan sektor swasta," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Kamis (26/1) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat ke posisi Rp8.995 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.018.

(KR-ZMF/R010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012