Bangkok (ANTARA News) - Para pemrotes yang menginginkan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra, mundur dari jabatannya mengancam memboikot hampir seratus produk dan perusahaan yang punya hubungan dengan perdana menteri, termasuk beberapa merek top internasional dari Singapura, Rabu. Mereka membuat daftar perusahaan tersebut, termasuk perusahaan-perusahaan Thailand dan Singapura, seperti perusahaan besar Shin Corporation yang didirikan oleh Thaksin. Perusahaan investasi Singapura Temasek membeli hampir 50 persen saham milik Shin Corp dari keluarga Thaksin Januari 2006, yang menyulut gelombang protes menentang PM Thaksin, apalagi setelah diketahui keluarganya tidak membayar pajak atas pejualan itu. Pemboikotan adalah hak umum dari masyarakat Thai untuk memprotes penjualan Shin Corp. kepada Temasek, kata Parnthep Puurpongpan, seorang juru bicara Aliansi Rakyat untuk Demokrasi. Aksi boikot dimulai jika kesepakatan penjualan Shin Corp. mencapai final rencananya Kamis (9/2), kata Parnthep. Perusahaan di bawah Shin Corp. termasuk operator telepon seluler (ponsel) terbesar Thailand, Advance Info Service (AIS), penerbangan yang memberikan diskon, Air Asia, perusahaan layanan jasa Internet, CS Loz Info dan stasiun televisi iTV. Ancaman publik Thailand diperluas terhadap perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan Temasek, termasuk bank DBS Thai Danu Bank dan UOB, cafe Hard Rock, Tiger Beer dan Heineken, selain maskapai penerbangan Singapura, Singapore Airlines. Parnthep juga mengancam memboikot perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan partai Thai Rak Thai pimpinan Yhaksin. Boikot mungkin juga akan termasuk beberapa merek terkemuka internasional yang beroperasi di Thailand dan mempunyai hubungan dengan TRT, seperti Toyota yang menjadi pabrik mobil terbesar di Thailand, dan Nescafe, yang operasionalnya di Thailand dimiliki oleh mantan anggota parlemen Prayuth Mahakitsiri, serta pertokoan Seven Eleven yang dimiliki Dhanin Chearavanon dari Charoen Pokhand (CP) group. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006