Beijing (ANTARA) - Kegiatan penelitian yang dipimpin oleh tim ilmuwan China menemukan bahwa aktivitas antropogenik menimbulkan tekanan yang lebih kuat terhadap vegetasi di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet ketimbang perubahan iklim.

Satu kelompok penelitian yang dipimpin oleh Wei Yanqiang dari Northwest Institute of Eco-Environment and Resources, di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China, menggunakan Indeks Vegetasi Perbedaan Ternormalisasi (NDVI) AVHRR/GIMMS sebagai indikator untuk menganalisis status pertumbuhan spasiotemporal vegetasi di dataran tinggi tersebut antara tahun 1981 dan 2015, demikian laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Earth's Future dikutip Xinhua Sabtu (18/6).

Sementara sejumlah penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa variabilitas iklim, bukan penggembalaan berlebihan, merupakan penyebab utama dari perubahan berskala besar pada cakupan vegetasi di dataran tinggi tersebut. Kendati demikian masih belum diketahui bagaimana aktivitas manusia, seperti penggembalaan ternak, dapat mengatur dinamika vegetasi di bawah perubahan iklim.

Menurut laporan penelitian Wei Yanqiang, mereka juga menguji efek ganda dari perubahan iklim dan aktivitas manusia menggunakan analisis korelasi data dari 87 stasiun meteorologi dan data statistik ekonomi Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

Mereka menemukan vegetasi di area tengah dan barat daya yang berketinggian tinggi membaik karena tren iklim yang hangat-lembap.

Pemanasan global mengakibatkan kenaikan suhu di kawasan yang berlokasi di ketinggian, sehingga menyebabkan perluasan area vegetasi.

Sejumlah temuan ini juga mengungkap bahwa area yang mengalami degradasi sebagian besar terbatas pada dataran tinggi sebelah timur laut dan timur yang memiliki populasi manusia dan ternak yang padat.

Dibandingkan dengan perubahan ringan dalam tren iklim, aktivitas manusia seperti penggembalaan jangka panjang di lembah dengan ketinggian rendah menimbulkan tekanan yang lebih besar pada vegetasi di area tersebut.

Penelitian mengindikasikan bahwa tekanan antropogenik jauh lebih intensif daripada dampak perubahan iklim serta sangat penting bagi konservasi dan pengelolaan berkelanjutan vegetasi dataran tinggi.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022