Kairo (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia Khartoum membuka stan di Pameran Internasional Khartoum ke-29 untuk memperkenalkan produk-produk unggulan kepada masyarakat setempat dan kawasan Afrika.

Stan Indonesia memamerkan produk-produk unggulan dan strategis Indonesia, seperti keramik, ban kendaraan bermotor, suku cadang otomotif, kertas serta hasil kerajinan tangan, kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, Muhammad Syarif, kepada ANTARA Kairo, Sabtu.

Syafri mengungkapkan, beberapa produk Indonesia seperti accumulator dan mie instan sudah banyak tersebar di Sudan, tetapi umumnya masyarakat setempat belum mengetahui bahwa itu produk Indonesia.

Disebutkan, Asisten Presiden Sudan, Abdul-Rahman Al Saddiq Al Mahdi seusai membuka pameran tersebut, berkesempatan mengunjungi anjungan Indonesia dan berbincang-bincang dengan Duta Besar RI untuk Sudan, Dr Sujatmiko.

Selain kunjungan parar pejabat dan masyarakat umum setempat, media massa seperti stasiun televisi nasional Sudan dan Blue Nile TV juga meliput dan wawancara dengan staf KBRI Khartoum yang tengah bertugas.

Jumlah pengunjung di anjungan Indonesia setiap harinya mencapai 3.000 orang baik dari warga Sudan maupun pengusaha-pengusaha dari negara lain yang turut mencari peluang kerja sama perdagangan dengan Indonesia.

"Pameran internasional ini sebagai salah satu titik temu antar pengusaha Afrika dengan pengusaha dari negara lain," kata Syafri.

KBRI Khatroum memanfaatkan pameran internasional tersebut untuk mempromosikan pendidikan, pariwisata, dan budaya Indonesia melalui brosur-brosur, pemutaran film dokumenter.

Pameran yang digelar oleh "Sudanese Free Zone dan Market Co. Ltd. (SFZM)" itu berlangsung selama sembilan hari, 25 Januari-2 Februari 2012.

Selain Indonesia, sejumlah negara asing juga berpartisipasi dalam pameran tahunan itu seperti Malaysia, Kuwait Turki, Italia, Mesir, Yordania, dan Brazil.

Malaysia dan Kuwait yang pada penyelenggaraan tahun 2011 tidak berpartisipasi, tahun ini membuka anjungan yang cukup besar karena melihat prospek yang sangat menjanjikan di Sudan, katanya. (M043/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012