Jakarta (ANTARA News) - PT Semen Gresik Tbk menargetkan pertumbuhan enam persen pada 2006, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang 4,5 persen, setelah melihat prospek pasar semen domestik yang lebih menjanjikan. "Pertumbuhan permintaan semen di dalam negeri yang lebih baik dengan tingkat harga yang tinggi memicu Semen Gresik memfokuskan produksinya ke domestik, " kata Direktur Keuangan PT Semen Gresik, Cholil Hasan kepada pers di Jakarta, Kamis. Menurut dia, Semen Gresik sejak 2004 telah menghentikan ekspornya, kecuali dua anak perusahaannya yakni Semen Padang dan Semen Tonasa yang masih mengekspor 2 juta ton. Pada tahun ini Semen Padang dan Tonasa juga akan mengurangi ekspornya ke berbagai negara sekitar 20 hingga 30 persen dan akan mengalihkannya ke pasar domestik, katanya. Pasar semen nasional, kata Cholil Hasan, kapasitasnya sangat besar mencapai 40 juta ton per tahun, sedangkan Group Semen Gresik tahun ini menargetkan produksi 16,38 ton (45 persen pangsa pasar dalam negeri), naik 4,5 persen dibanding tahun lalu yang 15,37 juta ton. Karena itu Semen Gresik lebih memfokuskan pemasaran di pasar domestik, selain menghemat biaya transportasi, harga di dalam negeri juga sangat baik, katanya. Ditanya apakah hanya Semen Gresik yang mengalihkan produksi, ia mengatakan, banyak produsen semen yang juga mengalihkan pasar ekspor ke domestik dalam upaya mengantisipasi pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM), apalagi tingkat harga domestik lebih besar mencapai 65 dolar AS per ton, sedangkan harga ekspor hanya 35 dolar AS per ton. Berkaitan dengan naiknya harga BBM, Semen Gresik akan berupaya menekan biaya operasi dengan mengganti bahan bakar itu dengan bahan lain seperti batubara, katanya. Cholil lebih lanjut mengatakan, produksi Grup Semen Gresik ini sebenarnya sudah cukup sulit untuk ditingkatkan sehingga jalan keluarnya harus membangun pabrik baru dengan kapasitas produksi setidaknya 2,5 juta ton per tahun. Apabila tidak ada upaya mendirikan pabrik baru, maka dikhawatirkan pada 2009 kebutuhan semen nasional tidak dapat terpenuhi, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006