Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Kamis pukul 14.00 WIB, berada pada posisi 9.308/9.315 per dolar AS, melemah 28 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 9.280/9315 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib di Jakarta, Kamis, mengatakan, meski aksi beli dolar AS agak mengendor dibanding sesi pertama, tekanan terhadap rupiah masih terasa hingga sesi siang sehingga mata uang Indonesia itu bergerak melemah. Melemahnya aksi beli dolar AS itu, menurutnya, kemungkinan karena intervensi Bank Indonesia (BI) yang melepas dolar AS ke pasar, meski akhirnya hanya mampu menghambat kejatuhan rupiah. Hal lain yang mengurangi tekanan terhadap rupiah adalah keluarnya kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) yang mengakhiri kebijakan "super longgarnya" dengan memberlakukan kebijakan penerapan suku bunga. BOJ kemungkinan akan memberlakukan suku bunga antara 0,25 persen hingga 0,50 persen dari sebelumnya nol persen yang telah diterapkan selama kurang lebih lima tahun, ucapnya. Dengan keluarnya kebijakan Jepang itu, yen melemah terhadap dolar AS hingga menembus level 118 yen menjadi 118,31 yen dari sebelumnya 117,70, sedangkan euro masih stabil pada 1.1925. Sementara itu rupiah pada sesi pagi yang sempat mendekati level 9.400 per dolar AS, pada sore hari kembali di level 9.300 per dolar AS meski tetap melemah dengan penurunan tidak setinggi pada perdagangan sesi pagi, katanya. Ia mengatakan, pemerintah harus segera mengantisipasi kondisi saat ini, karena rupiah bisa terus mendapat tekanan pasar, menyusul hot money investor asing yang masuk ke pasar modal mulai berkurang. "Kami khawatir rupiah akan terus terpuruk hingga mendekati 10.800 per dolar AS pada akhir tahun ini, apabila pemerintah tidak mengambil kebijakan baru terhadap hot money investor asing jangka pendek yang diarahkan ke jangka panjang," katanya. Sementara itu kenaikan dolar AS juga didukung oleh bank sentral AS (The Fed) yang akan menaikkan tingkat suku bunga AS hingga mencapai 5,25 persen dari sebelumnya 4,5 persen, katanya. Kenaikan suku bunga AS yang dinilai cukup tinggi hingga mencapai 5,25 persen mengakibatkan pelaku lokal segera memburu dolar AS yang pada gilirannya nanti akan dilepas untuk mencari untung, tambahnya. Analis valas, PT Bank Himpunan Saudara, Ilham Wahyudi mengatakan, pasar menunggu perkembangan dari pengaruh keputusan BOJ apakah tekanan terhadap yen akan berlanjut.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006