Chicago (ANTARA) - Suhu di Chicago, kota terbesar ketiga di Amerika Serikat (AS), bisa mencapai 100 derajat Fahrenheit (37,78 derajat Celsius) pada Selasa (21/6), pertama kalinya dalam satu dekade.

Layanan Cuaca Nasional AS memperkirakan bahwa suhu di area metro akan mencapai titik tertinggi pada pukul 16.00 waktu setempat.

Terakhir kali Chicago mengalami suhu setinggi itu adalah menjelang akhir gelombang panas pada 6 Juli 2012, ketika suhu naik menjadi 103 derajat Fahrenheit (39,4 derajat Celsius), menurut Chicago Tribune mengutip ahli meteorologi Ricky Castro pada Selasa.

Suhu tinggi lebih mungkin terjadi ketika daerah tersebut kering. Namun kekeringan yang sama berarti tidak akan terasa begitu "menyengat" di luar, kata Castro.

Indeks panas (heat index) diperkirakan mencapai puncaknya pada suhu 102 derajat Fahrenheit (38,9 derajat Celsius) pada titik balik matahari musim panas atau summer solstice pada Selasa.

Rekor suhu untuk 21 Juni adalah 101 derajat Fahrenheit (38,3 derajat Celsius), yang tercatat pada 1988.

Front dingin diperkirakan terjadi pada Selasa malam waktu setempat, yang dapat mengakibatkan badai disertai angin kencang, hujan lebat dan kilat.

Namun wilayah cakupan badai diperkirakan akan terisolasi dan tersebar, dan kota itu kemungkinan tidak akan terbebas dari suhu kering saat ini, kata laporan media. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022