Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah diminta untuk melakukan dua hal untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas beras yang terus merangkak naik dan dinilai memberatkan masyarakat miskin di Tanah Air.

"Sampai hari ini kenaikan harga beras dibandingkan akhir tahun lalu terus merangkak naik," kata pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Menurut Khudori, kenaikan harga beras medium telah meningkat yaitu dari di bawah Rp.7.000 per kilogram pada akhir tahun 2011 hingga menjadi sekitar Rp8.000 per kilogram pada awal tahun 2012 ini.

Meski kenaikan harga ini dapat disebut sebagai siklus tahunan karena pada awal tahun ini biasanya memasuki masa-masa paceklik hingga panen raya yang biasanya mulai dilakukan pada akhir Maret, tetapi bila kenaikan harga terus merambat naik maka hal tersebut seharusnya segera diantisipasi oleh pemerintah.

Ia memaparkan, langkah pertama yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah segera mempercepat operasi pasar ke berbagai daerah yang menurut pendataan memiliki tingkat kenaikan harga beras yang tinggi dibandingkan dengan berbagai daerah lainnya.

Khudori mengkritik langkah operasi pasar yang selama ini dilakukan pemerintah yang dilakukan di pasar-pasar karena hal tersebut dinilai dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak seperti tengkulak dan pedagang lainnya sehingga tidak tepat sasaran.

Seharusnya, masih menurut dia, operasi pasar dilakukan di berbagai daerah yang memang dikenal sebagai sentra atau kantong-kantong kemiskinan sehingga memang mereka yang mendapatkan manfaat dari operasi pasar adalah mereka yang benar-benar berhak menerimanya.

Sedangkan langkah kedua dalam mengantisipasi kenaikan harga beras adalah pemerintah harus segera menyalurkan beras miskin (raskin).

Hal tersebut, lanjutnya, adalah karena bagi masyarakat miskin, maka sekitar 60 - 70 persen pendapatan mereka rata-rata dihabiskan untuk kebutuhan bahan pangan.

Sebagaimana diberitakan, Badan Pusat Statisitik mencatat laju inflasi pada Januari 2012 mencapai 0,76 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga beras.

Pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Rabu, mengatakan laju inflasi juga disebabkan oleh harga bahan makanan lain seperti ikan segar, daging ayam ras dan telur ayam ras yang bergerak naik dalam beberapa bulan terakhir.

Suryamin menjelaskan beras menyumbang laju inflasi tertinggi sebesar 0,18 persen, ikan segar 0,11 persen, daging ayam ras 0,09 persen dan telur ayam ras 0,04 persen.

Secara keseluruhan bahan makanan menyumbang laju inflasi tertinggi yaitu 0,45 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar yang sama-sama menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen.
(T.M040/E008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012