Jakarta (ANTARA News) - Militer Perancis dalam waktu dekat ingin meningkatkan kerja sama militer dengan TNI dalam banyak bidang, di antaranya berlatih menangani operasi militer selain perang dan pengintaian maritim melalui udara. Komandan Armada Hindia Angkatan Laut Prancis, Laksamana Muda Hubert de Gaulliers des Bordes, kepada ANTARA News di atas geladak FNS Marne, yang berlabuh di dermaga Tanjungpriok, Jakarta, Jumat malam, menyatakan, "Ada banyak hal yang perlu dilakukan bersama-sama. Terorisme sudah jelas. Namun kami menawarkan hal-hal yang juga penting untuk dilakukan." FNS Marne yang dipimpin komandannya, Letnan Kolonel Patrick Augiers, Jumat malam itu mengadakan "cocktail party" yang juga dihadiri Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Slamet Soebijanto, beserta jajarannya, di antaranya Asisten Perencanaan dan Anggaran, Laksamana Muda TNI Tedjo E Poerdijatno, dan Komandan Korps Marinir TNI-AL, Mayor Jenderal TNI Nurdin Safzen. Kapal perang Perancis berawak 135 orang itu merupakan kapal pertama negara itu yang berkunjung resmi ke Indonesia pada 2006. Dalam dinas normal, kapal logistik itu senantiasa mengarungi Samudera Hindia dan berpangkalan di Djibouti, sisi timur Afrika, yang berdekatan dengan Laut Merah. FNS Marne bersama-sama dengan beberapa kapal perang dan pesawat militer lain Perancis selama musibah tsunami Aceh terjadi juga aktif bahu membahu menolong rakyat Aceh dan pemerintah Indonesia untuk menanggulangi bencana alam terburuk di Asia Tenggara selama 25 tahun terakhir itu. des Bordes menguraikan lebih lanjut keinginan pucuk pimpinan militer Perancis, "Sebagai bangsa yang telah lama saling bersahabat, sangat lumrah jika kita saling berbagi. Mungkin Indonesia bisa membagi pengalamannya menangani bencana seperti di Aceh tempo hari dan kami berbagi dalam hal lain." Secara nyata, katanya, Perancis yang juga memiliki teknologi penginderaan maritim jarak jauh melalui wahana tak berawak sangat mungkin bisa membagi pengalamannya kepada Indonesia, satu negara di dunia yang memiliki wilayah laut sangat luas dan berposisi sangat strategis. Dalam waktu dekat, katanya, akan datang lagi beberapa kapal tempur Angkatan Laut Perancis ke Jakarta dan Surabaya, yang didedikasikan untuk melakukan latihan militer bersama dengan TNI-AL dan TNI. "Bentuknya bagaimana, tergantung sejawat kami di Indonesia ini," katanya. Menanggapi kunjungan FNS Marne itu, Soebijanto menyatakan penghargaannya kepada pemerintah dan Angkatan Laut Perancis yang menilai persahabatan "navy to navy" dengan TNI-AL sangat penting. Momen seperti ini, katanya, harus dimanfaatkan kedua bangsa sebagai ajang untuk meningkatkan persahabatan yang lebih nyata. "Kita sama-sama melihat bagaimana mereka membantu kita di Aceh saat tsunami itu. Persahabatan dan kerja sama itu penting untuk kita semua sambil kita jajaki peningkatan kerja sama yang bisa kita lakukan sesuai dengan keperluan dan kemampuan yang kita miliki," katanya. Angkatan Laut Perancis merupakan salah satu kekuatan militer dunia yang telah memiliki doktrin pertahanan dan operasi sebagai "blue ocean navy", yang didukung oleh kehadiran beberapa kapal induknya di samudera-samudera dunia. Salah satu kekuatan itu adalah FNS Jeanne d`Arc dilengkapi beberapa skuadron pesawat tempur Super Etendard dan pesawat intai maritim Atlantique MPA. Di kapal itu juga ditempatkan beberapa baterai peluru kendali klasik yang terbukti handal, yaitu MM-40 Exocet. Sebagai salah satu gugus tempur lengkap, armada laut samuderanya juga didukung kapal-kapal tempur menengah, di antaranya kapal fregat kelas La Fayette, frigat pengintai jarak jauh kelas Floreal-Nivose, dan armada bawah air berupa berbagai kelas kapal selam dengan penggerak nuklirnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006