Yogyakarta (ANTARA News) - Penyebaran virus flu burung (avian influenza) di Indonesia telah mempengaruhi industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kata Kepala Badan Pariwisata Daerah (Baparda) Provinsi DIY, Condroyono, Sabtu. Menurut dia, penyakit tersebut telah menurunkan minat wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Yogyakarta. Apalagi di DIY sempat diberitakan ada warga yang menderita suspect flu burung meski kemudian dinyatakan negatif. Flu burung memang menjadi penyakit menakutkan bagi masyarakat internasional, seperti juga ketika terjadi bom di Bali. "Jangankan Indonesia, di Singapura saja akibat flu burung, jumlah wisatawan yang masuk ke negeri itu juga mengalami penurunan," ujarnya. Jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Yogyakarta jelas menurun, bahkan penurunan itu sudah terjadi sejak krisis moneter disusul teror bom dan sekarang penyakit flu burung. Selama 2005 jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnu) ke Provinsi DIY tercatat 1,8 juta orang, sedangkan wisatawan mancanegara (wisman) hanya mencapai 120.000 orang. Dia menambahkan, untuk menarik wisnu dan wisman, Yogyakarta harus memiliki strategi khusus, misalnya dengan meningkatkan atraksi wisata dan membenahi obyek wisata yang ada sekarang. "Selama ini tujuan wisnu berkunjung ke Yogyakarta hanya ke kebun binatang Gembira Loka, Kraton, dan Pantai Parangtritis. Sedangkan wisman hanya ke kawasan `segitiga emas` yaitu Candi Prambanan, Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Candi Borobudur," ujarnya. Menurut dia, sudah saatnya pengelola obyek wisata membuat inovasi baru agar wisnu dan wisman tertarik datang ke Yogyakarta sehingga pariwisata di DIY tidak jalan di tempat. Pemerintah kabupaten dan kota yang memiliki obyek wisata harus berinisiatif mencari inovasi atraksi dan obyek wisata agar wisman dan wisnu tertarik untuk mengunjungi daerah ini. Menyinggung peran polisi pariwisata di Yogyakarta, Condroyono mengatakan mestinya mereka tidak hanya berperan sebagai petugas pengaman di bidang pariwisata. Namun sudah saatnya polisi pariwisata di DIY berperan pula sebagai pemandu wisata (guide) sehingga diharapkan bisa memberikan rasa nyaman dan aman kepada wisatawan. "Untuk menjadi pemandu wisata, polisi pariwisata harus dibekali dengan pengetahuan tentang pariwisata Yogyakarta," kata Condroyono.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006