Jakarta (ANTARA) - Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor kembali menyelenggarakan rangkaian Summer Course pada tahun 2022 yang dibuka dengan webinar bertema Peran Perencanaan Sistem Pangan: Memfasilitasi Pertanian dan Konsumsi yang Berkelanjutan.

Dekan Sekolah Vokasi IPB Prof Arief Darjanto dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu, menyampaikan bahwa Summer Course IPB diikuti oleh lebih dari 400 peserta yang berasal dari perguruan tinggi beberapa negara.

Beberapa perguruan tinggi yang berpartisipasi antara lain Guimaras State University, Tarlac Agricultural University, Iloilo Science and Technology University, Mariano Marcos State University, Kolej Komuniti Jerantut, Vietnam National University of Agriculture, Universitat de Girona, Simon Fraser University, Nagoya University, Kasetsart University, Kolej Komuniti Sungai Petani, Maritime University of Panama, Polbangtan Bogor, Politeknik Pangkep, dan Politeknik Banyuwangi.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatut Sumbogodjati memaparkan tentang kebijakan Kementerian Pertanian yang mendukung pertanian dan konsumsi berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Sekolah Vokasi IPB University ajarkan mahasiswa hasilkan E-book

Baca juga: IPB: pendidikan vokasi tingkatkan kualitas SDM sesuai industri


Akademisi dari Nagoya University Prof Hiroshi Ehara yang berkesempatan menjadi narasumber menyampaikan tentang tanaman sagu sebagai alternatif pangan penyedia karbohidrat. Dia mengatakan bahwa penduduk Jepang banyak mengkonsumsi sagu.

"Sagu merupakan salah satu alternatif makanan yang menyelamatkan penduduk Jepang setelah perang dunia kedua," kata dia.

Akademisi dari Vietnam National University of Agriculture Han Quang Hanh juga menjelaskan tentang perkembangan pertanian di Vietnam yang mulai menurun sepanjang pandemi COVID-19, meskipun PDB Vietnam masih tumbuh.

Han Quang mengatakan bahwa tingkat kemiskinan Vietnam mengalami penurunan sebesar 2,23 persen pada tahun 2021, namun banyak pekerja meninggalkan sektor pertanian.

Dia menyampaikan bahwa saat ini produksi babi merupakan unggulan utama Vietnam. Beberapa tantangan produksi peternakan di Vietnam antara lain penyakit, terutama pada babi dan penggunaan antibiotik yang berlebihan, ancaman polusi dari kegiatan peternakan yang intensif, dan fluktuasi harga pasar terutama yang berkaitan dengan input dan output.

Sementara akademisi dari Conventry University Inggris Hijrah Saputra menyampaikan pentingnya teknologi 4.0 dalam mendukung logistik dan rantai pasokan pangan pasca pandemi COVID-19.*

Baca juga: Dosen IPB beri pelatihan pengembangan produk teh krisan bagi petani

Baca juga: Alumnus IPB University pendiri dua perusahaan berbagi ilmu soal pupuk

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022