Sampai saat ini sudah ada 11 pengelolaan hutan rakyat di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi FSC dengan luas totalnya 26.261,69 hektare
Bogor (ANTARA) - Organisasi nirlaba global yang didedikasikan untuk memromosikan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab di seluruh dunia Forest Stewardship Council (FSC) telah melakukan sertifikasi ekolabel hutan rakyat di Indonesia seluas lebih dari 26 ribu hektare (ha).

"Sampai saat ini sudah ada 11 pengelolaan hutan rakyat di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi FSC dengan luas totalnya 26.261,69 hektare," kata Marketing and Communication Manager FSC Indonesia Indra Setia Dewi kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ia merinci bahwa hutan rakyat tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia, yakni di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga Jambi.

Menurut dia pada Selasa (28/6) 2022 di Yogyakarta pihaknya juga meluncurkan Standar Pengelolaan Hutan (SPH) bagi petani-hutan.

Ia menjelaskan dengan SPH itu kini semakin mudah bagi petani hutan di Indonesia menerapkan sertifikasi FSC.
 
Hutan rakyat di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dengan skema sertifikasi internasional FSC yang dikelola Koperasi Taman Wijaya Rasa (Kostajasa). FOTO ANTARA/HO-Kostajasa)


Menurut Policy Manager Kantor Regional FSC Asia Pasifik, Thesis Budiarto sebagai lembaga nirlaba yang mendorong pengelolaan hutan dunia yang berkelanjutan, hutan rakyat dan petani-hutan juga penting bagi FSC.

Dukungan FSC terhadap petani hutan, katanya, antara lain dengan menerbitkan standar sertifikasi kelompok, dan terakhir khusus di wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia dengan menerbitkan standar sertifikasi khusus pengelolaan hutan bagi petani-hutan yang dapat memperbesar akses petani-hutan melakukan pengelolaan secara berkelanjutan.

Sehingga para petani hutan mendapatkan manfaat yang luas dari sertifikasi tersebut.

Sedangkan Country Manager FSC Indonesia, Hartono Prabowo menambahkan pihaknya menerbitkan standar sertifikasi khusus untuk petani hutan yang relevan dengan keadaan para petani-hutan, serta realistis dan dapat dicapai, yang ditulis dalam bahasa sederhana yang dapat dipahami dan dipenuhi oleh para petani-hutan.

Dengan demikian diharapkan petani-hutan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitasnya pengelolaan hutannya secara berkelanjutan, bertanggung jawab dan berkeadilan dengan sertifikasi FSC, katanya.

Baca juga: FSC luncurkan standar sertifikasi SPH Petani-Hutan di Yogyakarta

Baca juga: Beragam sekolah disasar FSC-Indonesia ajak kenali produk berkelanjutan

Baca juga: Konsumen Indonesia diajak peduli pada hutan

Baca juga: FSC dinilai harus mensertifikasi industri hutan Indonesia


 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022