Jakarta (ANTARA) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly mengenang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo sebagai sosok yang teguh dalam pendirian, kata  Staf Khusus Menkumham Bane Raja Manalu.

"(Yasonna) Sangat kehilangan seorang sahabat, seorang senior dalam politik. Walaupun secara umur Pak Laoly lebih tua, namun dalam politik, Pak Tjahjo adalah seorang senior yang sudah makan asam garam politik," kata Bane dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Meskipun Yasonna secara usia lebih tua daripada Tjahjo Kumolo, namun dalam hal politik Tjahjo adalah seorang senior yang sudah makan asam garam dalam bidang politik.

"Beliau (Yasonna) merasa kehilangan teman juga kerabat sekaligus senior dalam politik," tambahnya.

Saat Tjahjo Kumolo menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, Yasonna juga menyempatkan diri datang menjenguk dan mendoakan agar mantan Menteri Dalam Negeri itu segera pulih.

"Di awal Pak Tjahjo dirawat di rumah sakit, Pak Laoly datang mengunjungi beliau dan mendoakan beliau agar sembuh," katanya.

Baca juga: Ganjar: Tjahjo Kumolo sosok senior yang suka memotivasi generasi muda

Kepada Bane, Yasonna mengenang Tjahjo adalah tokoh yang teguh dalam pendirian dan mempunyai prinsip. Ketika prinsip tersebut dipegang, maka tidak boleh dilanggar. Hal itu lantas membuat semua kader PDI Perjuangan turut merasa kehilangan atas meninggalnya Tjahjo Kumolo, menurut Bane.

Dia kemudian menirukan ucapan Yasonna yang menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Tjahjo Kumolo.

"Saya menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas kabar meninggalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo," kata Bane menirukan Yasonna.

Yasonna juga turut mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dan kuat menghadapi musibah.

Baca juga: Sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju hadiri pemakaman MenPAN-RB
Baca juga: Puan Maharani kenang sosok Tjahjo Kumolo

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022