... Kami mendukung pelaksanaan forum seperti ini karena pengambilan keputusan kebijakan idealnya harus didasarkan landasan yang kuat berbasis riset maupun survei
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan inisiasi untuk membentuk Forum Komunikasi Riset dan Inovasi (FKRI) dalam audiensi dengan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso di Jakarta, Jumat.

“Terkait FKRI, kami menyambut baik dan akan terus intens berkomunikasi dengan para Sesmenko. Kami mendukung pelaksanaan forum seperti ini karena pengambilan keputusan kebijakan idealnya harus didasarkan landasan yang kuat berbasis riset maupun survei,” kata Susiwijono dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

BRIN yang diwakili Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan serta Deputi Bidang Kebijakan tersebut menyampaikan pentingnya data riset dalam mereduksi berbagai permasalahan terkait optimalisasi kebijakan publik agar produk kebijakan dapat produktif dalam memenuhi kebutuhan publik.

Guna merespons kebutuhan tersebut, maka BRIN berinisiasi membentuk FKRI sebagai wadah berdialog bagi K/L, BRIN, Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk mengagendakan kebutuhan kajian kebijakan, riset dan inovasi dari setiap K/L, industri, dan daerah.

Forum tersebut dicanangkan menjadi wujud langkah strategis Pemerintah dalam menunjang kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) dengan adanya output berupa usulan rekomendasi kebijakan dan hasil riset bagi K/L, daerah, dan industri yang mendukung peningkatan daya saing bangsa.

Dalam menghasilkan output tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki peran strategis dalam melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian usulan tema atau rencana rekomendasi kebijakan dan kebutuhan survei dari K/L yang terkait.

Adapun beberapa isu kebijakan di bidang perekonomian yang disampaikan oleh BRIN untuk menjadi fokus penyelesaian adalah perbaikan alur material, peningkatan standar sustainability, pemberdayaan UKM, pengembangan sentra R&D, serta pengembangan jaringan dan platform digital.

Merespons usulan isu tersebut, Susiwijono menyampaikan concern terhadap krisis pangan dan energi sehingga diharapkan Organisasi Riset (OR) Pertanian dan Pangan dapat memberikan bantuan terkait penyediaan survei atau data yang kredibel bagi penyusunan kebijakan di bidang pangan.

Selain itu, Susiwijono menyampaikan fokus Pemerintah saat ini terkait dengan transisi energi sehingga OR Energi BRIN diharapkan mampu memberi sumbangsih dalam penyediaan survei atau data terkait isu tersebut.

Isu lain yang juga turut disampaikan adalah terkait penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Hewan Ternak dan daya saing daerah sehingga diharapkan juga bantuan terkait isu tersebut.

Selanjutnya, BRIN menyampaikan isu energi yang telah menjadi salah satu fokus utama BRIN dengan tergabungnya BRIN dalam Networking ASEAN perihal bio circular green economy sehingga memungkinkan adanya transfer of knowledge dengan negara-negara ASEAN bahkan di luar ASEAN seperti Jepang, Korea, dan China.

Terkait dengan isu indeks daya saing daerah, saat ini BRIN memfokuskan riset daerah dengan membentuk BRIDA yang bertujuan mengintegrasikan berbagai inovasi di daerah untuk menghasilkan teknologi konkret yang berguna bagi daerah serta mendukung riset dan inovasi nasional mengingat pentingnya daerah dalam menjadi agregat ekonomi nasional.

Hingga saat ini sudah terdapat 4 BRIDA di daerah dan 10 lainnya masih dalam proses pembentukan.

“Terima kasih saya ucapkan kepada BRIN. Dengan adanya bantuan penyediaan data tersebut dapat kami manfaatkan untuk mendesain kebijakan ke depannya,” ucap Susiwijono.

Baca juga: BRIN-Universitas Leiden perkuat kerja sama riset kesehatan

Baca juga: BRIN fasilitasi pengujian produk inovasi

Baca juga: BRIN dorong Kepri suplai kebutuhan daging ayam ke Singapura

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022