Surabaya (ANTARA News) - Ahmad Basyir dan Ahmad Arif Hermansyah asal Surabaya yang diduga anggota komplotan teroris Noordin Mohd Top, Senin siang, dibesuk keluarganya di salah satu ruangan yang dirahasiakan yang terletak di bagian belakang gedung Mapolda Jatim di Surabaya. Basyir asal Jalan Kalimas Madya III itu dibesuk oleh pamannnya Ahmad Bahtir Umar (paman), sedangkan Arif Hermansyah asal Jalan Tuwowo Rejo V dikunjungi oleh ayah kandungnya Thohir dan Novi Herawati isterinya. Ketiganya tiba di Mapolda Jatim pukul 12.00 WIB dan langsung masuk ke ruang Densus-88/Antiteror Polda Jatim. Siang itu, Ahmad Bahtir mengenakan baju kotak-kotak warna biru dengan celana hitam, sedangkan Thohir mengenakan baju warna abu-abu dengan celana hitam, sementara Novi Herawati mengenakan jilbab warna biru tua dengan cadar warna hijau tua. Dengan didampingi dua pengacara Tim Pembela Muslim (TPM) Jawa Timur, Fahmi H Bachmid SH MHum dan Ahmad Yulianto SH, mereka bertemu dengan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polda Jatim, Kombes Pol Oerip Subagyo, selama sekitar 20 menit. Setelah itu, ketiganya dibawa ke ruang Urmin Ditserse Polda Jatim yang semula diduga wartawan akan menjadi ruang pertemuan Basyir dan Arif Hermansyah dengan keluarganya. Namun hingga pukul 12.52 WIB justru tidak ada pertemuan apa-apa. Selang beberapa saat kemudian, pamanda Ahmad Basyir, Ahmad Bahtir Umar, keluar dari ruangan, kemudian ayah dan isteri Arif Hermansyah pun keluar dengan dijemput mobil sedan warna silver milik koordinator TPM Jatim Fahmi H Bachmid SH MHum dengan Nopol L 1351 AI. Namun, pertemuan ketiganya dengan Basyir dan Arif Hermansyah diperkirakan terjadi di salah satu ruangan yang dirahasiakan di Mapolda Jatim mulai pukul 12.52 hingga pukul 13.14 WIB, sebab ayah dan isteri Arif Hermansyah terlihat lagi di depan gedung Densus-88/Antiteror Polda Jatim pada pukul 13.14 WIB. Di depan gedung Densus-88 itulah, mobil TPM Jatim itu berhenti dan sesaat kemudian Fahmi H Bachmid SH MHum dan Ahmad Yulianto SH pun masuk ke kendaraan untuk meninggalkan Mapolda Jatim. Ketika berhenti di depan gedung Densus-88 itu, ANTARA sempat menanyakan apakah keduanya (ayah dan isteri Arif Hermansyah) sudah bertemu dengan Arif Hermansyah, kemudian Thohir (ayah Arif Hermansyah) menjawab secara singkat, "sudah." Bagaimana kondisi kesehatan Arif Hermansyah, Thohir juga menjawab secara singkat, "Alhamdulillah." Namun, isteri Arif Hermansyah di sebelahnya tampak mengusap air mata dengan sapu tangannya. "Yang jelas, mereka sudah bertemu dengan Basyir dan Arif Hermansyah di salah satu ruangan di Mapolda Jatim. Tempatnya memang dirahasiakan, karena memang disengaja untuk menghindari wartawan, bahkan saya sendiri juga tidak ikut," kata Ahmad Yulianto SH dari TPM. Senada dengan itu, Fahmi H Bachmid mengaku dirinya juga tidak ikut pertemuan, dan pihaknya menyerahkan sepenuhnya pertemuan keluarga dengan kedua tersangka kepada petugas. "Yang penting, mereka sudah bertemu dengan orang yang sudah seminggu tidak bertemu dengan mereka. Kalau saya `kan bisa bertemu kapan saja, karena saya selaku kuasa hukum pasti akan bertemu Basyir dan Arif Hermansyah saat mereka menjalani pemeriksaan," tuturnya. Namun, informasi dari keluarganya yang telah bertemu tampaknya kedua tersangka dalam kondisi sehat. "Kita tinggal menunggu pemeriksaan keduanya, karena kedua tersangka sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya. Ia menambahkan, kedua tersangka dituduh melanggar pasal 13 dan 15 UU Antiterorisme, yakni menyembunyikan tersangka teroris dan melakukan pemufakatan jahat terkait tindak pidana terorisme. ANTARA mencatat, Basyir yang berprofesi sebagai penjual buku dan madu itu, ditangkap tim Densus-88/Antiteror Polda Jatim pada 3 Maret lalu, usai salat Jumat di kampungnya. Sedangkan Arif Hermansyah yang ahli komputer/ website itu ditangkap pada 5 Maret lalu saat berada dalam perjalanan di wilayah Aloha-Waru, Sidoarjo.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006