Bandung (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Djoko Santoso kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menambah jumlah pasukan di Papua terkait terjadinya berbagai gejolak sosial di daerah itu belakangan ini. "Persoalan yang terjadi di Papua belakangan ini tidak mengharuskan TNI-AD menambah jumlah pasukan, karena persoalan tersebut masih bisa ditangani aparat Polri. Kecuali kalau eskalasinya terus meningkat, tidak menutup kemungkian TNI-AD akan membantu tugas Polri," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan sebelum membuka Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI-AD di Graha Yudha Wastu Pramuka, Pussenif, Bandung, Selasa. Terkait dengan pemekaran wilayah pemerintahan di Papua, dia mengatakan, soal pemekaran wilayah itu tidak harus diiringi dengan pembentukan Kodam baru. "Tidak ada rencana penambahan Kodam di Papua," tandasnya. Ia mengemukakan, Kodam 17 Cendrawasih tetap melaksanakan komando kewilayahan di kawasan Papua, meski telah terjadi pemekaran wilayah pemerintahan. "Dengan perkembangan wilayah pemerintahan, tidak otomatis komando kewilayahan juga harus ditambah," ujarnya. Menurut dia, penambahan komando kewilayahan dilakukan bila terjadi perubahan persepsi ancaman yang cukup signifikan. "Persoalan yang menonjol terjadi di Papua belakangan ini hanya soal perbatasan dengan PNG, jadi tidak perlu menambah jumlah pasukan maupun menambah Kodam," katanya. Menyinggung jumlah kekuatan personel TNI-AD, dia mengatakan, saat ini jumlah personal TNI-AD masih sangat minim dan jauh dari ideal. "Jumlah personel TNI-AD minimal 800 ribu personel, namun yang ada saat ini hanya sekitar 272 ribu personil saja. Hal ini terkait dengan keterbatasan anggaran," ujarnya. Ia mengakui, jumlah personel TNI-AD seharusnya ditambah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun karena keterbatasan anggaran, penambahan jumlah prajurit TNI-AD dilakukan secara bertahap. Sedangkan mengenai persenjataan, menurut Kasad, TNI-AD tidak terlalu bergantung kepada luar negeri, seperti persenjataan infantri selama ini masih bisa dipenuhi oleh PT Pindad, kecuali persenjataan artileri udara dan artileri medan serta helikopter. "Untuk persenjataan infantri, kebutuhannya dipenuhi oleh PT Pindad, seperti amunisi, mortir, kendaraan lapis baja dan senjata pendukung lainnya. Hanya helikopter dan senjata altileri yang belum tersedia di Pindad," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006