Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki komitmen net zero (nol emisi karbon) di sektor pariwisata
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meluncurkan lima destinasi proyek percobaan (pilot project) rendah karbon (low carbon).

“Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki komitmen net zero (nol emisi karbon) di sektor pariwisata,” ujar dia dalam program “Towards Climate Positive Tourism through Decarbonization and Ecotourism” di Bali yang dipantau secara virtual, Jakarta, Kamis.

Ke-5 destinasi tersebut adalah Plataran Menjangan di Taman Nasional Bali Barat, Bali. Kedua ialah Mangrove Tembudan Berseri di Berau, Kalimantan Timur.

Kemudian destinasi Pantai 3 Warna (Clungup Mangrove Conservation) di Malang Jawa Timur, Bukit Peramun di Bangka Belitung, dan Taman Wisata Mangrove Klawalu di Sorong, Papua.

Berdasarkan data booking.com dari 29 ribu responden di 30 negara, 83 persen wisatawan percaya bahwa perjalanan berkelanjutan penting secara global dan 69 persen di antaranya berkomitmen mengurangi jejak karbon dari setiap perjalanan mereka.

“Karena mereka sudah berkomitmen, tinggal kita buatkan caranya bagaimana mengkonversi komitmen itu untuk aksi nyata,” ungkap Menparekraf.

Sebagai pemangku kepentingan pariwisata, lanjut dia, Indonesia sudah saatnya menuju net zero melalui Glasglow Declaration on Climate Action in Tourism yang sudah diinisiasi World Tourism Organization (UNWTO) United Nations Environment Programme (UNEP).

Kini, pariwisata dunia disebut menyumbang 8 persen dari emisi karbon global dan 49 persen dari jasa transportasi. 80 persen total bencana di Indonesia juga diakibatkan perubahan iklim.

“Berdasarkan data itu, kita ingin mengambil peluang menjadi pemenang pasca pandemi dengan melakukan langkah yang sangat revolusioner (meluncurkan program mendukung net zero) guna mengatasi hal-hal yang berdampak negatif terhadap industri pariwisata dan daya saing pariwisata,” kata Sandiaga.

Peluncuran program tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan pariwisata dan masyarakat terkait pergerakan manusia yang memiliki dampak terhadap alam, yakni kenaikan emisi karbon.

“Karena itu, kita harus melakukan hal lebih sekedar dari wacana, tapi kolabor-aksi. Ini tanggung jawab kita untuk anak cucu, untuk Indonesia 2045,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut dihadiri Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Investasi dan Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, dan Otoritas Jasa Keuangan. Kemudian juga Plataran Indonesia, Wise Steps, Jejak.in, dan Indecon.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Jejak.in, yakni platform yang memungkinkan wisatawan melakukan carbon offsetting (penghitungan jejak karbon) selama perjalanan di Indonesia.

Dengan menghitung jejak karbon, memungkinkan wisatawan menyalurkan sejumlah dana guna mendukung program-program pilihan seperti penanaman pohon, energi terbarukan, atau pengembangan ekowisata.

Baca juga: Indonesia-Inggris sepakati kerja sama transportasi rendah karbon
Baca juga: Pertamina dan Chevron jajaki peluang bisnis rendah karbon
Baca juga: Perusahaan Finlandia tawarkan beton rendah karbon sejalan dengan IKN

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022