Ranchi, India (ANTARA News) - Setelah menahan 200 penumpang kereta api selama lebih dari 12 jam, pemberontak Maois lari ke hutan India timur, Selasa dan membiarkan ratusan sandranya itu bebas. Sekitar 70 gerilyawan menghentikan kereta api, Senin petang, setelah seorang pemberontak di kereta itu menarik tuas darurat untuk menghentikan kereta itu di satu daerah berbukit yang terpencil di Jharkhand, sebuah negara bagian yang kaya barang tambang tapi kacau, kata polisi. Pemberontak lari ke hutan dan kami kini membantu para penumpang yang ketakutan termasuk wanita dan anak-anak untuk meninggalkan daerah itu," kata inspektur polisi Subodh Kumar. "Situasi telah dikedalikan dan para penumpang semuanya selamat. Sekitar pukul 07:00 waktu setempat (08:30 WIB) hari ini, pemberontak memerintahkan semua penumpang ke luar dari kereta api itu. Mereka kemudian berusaha membakar mesin kereta api itu. "Banyak wanita dan anak-anak menangis, mereka ketakutan setelah ditahan sepanjang malam, tapi cobaan berat itu telah berakhir." Ia mengatakan pemimpin pemberontak itu mengemukakan kepada para penumpang: "Kami tidak punya masalah dengan anda dan karena itu anda bebas untuk pergi. Perang ini adalah terhadap pemerintah." Pemberontak Maois, yang mengatakan mereka berperang atas nama petani, meningkat aktivitas dalam apa yang dikenal sebagai "Koridor Merah" yang membentang dari Nepal di utara--dengan pemberontakan Maois-nya sendiri-- ke negara bagian Andhra Pradesh India selatan. Polisi memperkirakan ada sekitar 20.000 anggota Maois, yang dikenal sebagai Naxalite, nama kota Naxalbari di negara bagian Benggala Barat di mana gerakan itu mulai aktip tahun 1967. Mereka punya hubungan dekat dengan Maois Nepal. Pemberontak itu melakukan operasi di 15 dari 29 negara bagian India dan 1.000 orang tewas dalam konflik tahun lalu. Nopember lalu, sebuah kota di negara bagian Bihar, India timur direbut sebentar oleh pemberontak Maois. Sejumlah pengamat mengatakan masalah Naxal, yang lama diabaikan pemerintah pusat, ketimbang masalah Kashmir dan gerilyawan Islam. Polisi mengatakan pemberontak kemungkinan menguasai kereta api itu sekitar 160 km barat ibukota negara bagian itu, Ranchi, untuk memicu pasukan keamanan melancarkan serangan. Sejumlah pemberontak mengemukakan kepada orang yang mereka tahan bahwa mereka memprotes pembunuhan komandan mereka oleh polisi pekan lalu. (Uu.H-RN) (Uu.C/H-RN/C/H-RN) 14-03-2006 14:20:04 NNNN

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006