Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Condoleezza Rice menyatakan bahwa AS siap membantu negara-negara Asia, khususnya Asia Tenggara, dalam mengamankan wilayah perairannya yang terbuka. "Negara kami (AS --red), siap membantu, antara lain, Singapura, Indonesia dan Thailand untuk mengamankan Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan penting, karena hampir seperempat pasokan minyak dunia harus melalui daerah itu," kata Rice dalam pidatonya di forum ICWA di Jakarta Convention Center, Rabu. Menurut dia, wilayah perairan terbuka di Asia Tenggara sangat rawan penyelundupan, baik narkotika maupun manusia, sehingga memerlukan pengamanan yang lebih terkoordinasi. "Tantangan terbesar adalah wilayah ini yang terbuka, karena hampir sebagian besar merupakan wilayah perairan," katanya. Rice mengemukakan bahwa AS telah menjalin kerjasama dengan Singapura dan juga tengah menjajaki kemungkinan melakukan kerjasama dengan negara-negara lainnya. "Dan yang paling penting adalah untuk mengatasi ancaman terorisme dari kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan wilayah ini (Asia Tenggara --red) menjadi lingkaran api," katanya. Negara-negara di wilayah Asia Tenggara khususnya, kata dia, sepakat untuk melawan terorisme dan AS ingin turut ambil bagian membantu mensukseskan upaya itu. "Seluruh masyarakat Islam di Asia Tenggara telah menyatukan prinsip Islam untuk perdamaian," ujarnya. Kerjasama militer Pada kesempatan sebelumnya, Rice juga menyatakan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat meningkatkan kerja sama di bidang militer, salah satunya melalui program IMET (pelatihan dan pendidikan militer internasional). "Kerja sama militer dengan militer, program IMET (pelatihan dan pendidikan militer internasional) telah dimulai lagi, karena Indonesia telah membuat perubahan besar dalam demokrasi selama beberapa tahun terakhir," kata Rice. Menurut dia, bukti nyata perkembangan demokrasi di Indonesia terlihat dari pelaksanaan pemilihan umum langsung yang demokratis dan upaya serius membangun hubungan baik dengan Timor Leste. Masyarakat Indonesia, kata dia, tampak hidup dalam harmonisasi yang baik antar-agama, ras dan suku dengan mengedepankan toleransi. Oleh karena itu, Menlu AS menambahkan AS berniat kembali melakukan kerjasama militer dengan Indonesia yang sempat dibekukan selama beberapa tahun akibat dugaan adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. "Kesepakatan perdamaian di Aceh adalah sebuah langkah maju untuk kehidupan yang lebih baik," katanya. Menlu As juga menekankan bahwa dia mendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pro pembangunan, penyediaan lapangan pekerjaan dan orang miskin. "AS juga akan membantu kampanye penghapusan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)," ujarnya. Rice berharap agar kerja sama dengan Indonesia dalam berbagai bidang dapat lebih ditingkatkan, karena Indonesia memiliki peran signifikan bagi negara-negara di seluruh dunia sebagai salah satu contoh negara yang harmonis dalam kehidupan antaragama, ras dan suku-nya. Dia juga mengharapkan peran Indonesia dalam membawa suara Islam moderat agar terus ditingkatkan, sehingga dapat memberi sumbangan berharga bagi penyelesaikan berbagai konflik di dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2006